WHO Monitor Kasus Pes di China dan Mongolia
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya sedang memantau kasus wabah pes di China setelah diberitahukan oleh pihak berwenang di Beijing.
Seorang gembala di wilayah utara Mongolia Dalam China dikonfirmasi pada akhir pekan menderita infeksi penyakit pes.
Dua kasus lain dikonfirmasi di Provinsi Khovd di negara tetangga Mongolia pekan lalu yang melibatkan saudara-saudara mereka yang telah makan daging marmut, kata kantor berita pemerintah China, Xinhua.
"Wabah pes telah bersama kita dan selalu bersama kita, selama berabad-abad," kata juru bicara WHO, Margaret Harris, kepada wartawan di briefing virtual dikutip AFP. “Kami melihat jumlah kasus di China. Ini dikelola dengan baik. Saat ini, kami tidak menganggapnya berisiko tinggi, tetapi kami mengawasinya dengan cermat."
Dia mengatakan WHO bekerja dalam kemitraan dengan otoritas China dan Mongolia. Badan kesehatan PBB itu mengatakan telah diberitahu oleh China pada hari Senin, 6 Juli tentang kasus wabah pes di Mongolia Dalam.
"Wabah ini jarang terjadi, biasanya ditemukan di wilayah geografis tertentu di seluruh dunia di mana wabah itu masih endemik," kata badan itu, seraya menambahkan bahwa kasus wabah sporadis telah dilaporkan di China selama dekade terakhir.
“Wabah pes adalah bentuk paling umum dan ditularkan antara hewan dan manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi dan kontak langsung dengan bangkai hewan kecil yang terinfeksi. Itu tidak mudah ditularkan di antara manusia."
Meskipun wabah yang sangat menular jarang terjadi di China dan dapat diobati, setidaknya lima orang telah meninggal sejak 2014, menurut Komisi Kesehatan Nasional China.
Pria yang terinfeksi di Mongolia Dalam itu dalam kondisi stabil di sebuah rumah sakit di Bayannur, kata penyataan komisi kesehatan kota.
Xinhua mengatakan bahwa di tetangganya Mongolia, kasus lain yang diduga, melibatkan seorang bocah lelaki berusia 15 tahun yang menderita demam setelah makan marmut yang diburu oleh seekor anjing, dilaporkan pada hari Senin (6/6).
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...