WHO: Polusi Udara Ancam Kesehatan Masyarakat Dunia
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Data baru mengenai tingkat polusi udara di kota-kota seluruh dunia dijadwalkan akan segera dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ahli kesehatan menyebutkan bahwa polusi dapat mengancam kesehatan masyarakat dunia.
“Polusi udara di kota-kota seperti Delhi dan Beijing membunuh jutaan orang. Pelayanan kesehatan publik di negara-negara seluruh dunia terancam dibanjiri dengan penanganan kasus ini sehingga berimplikasi pada pengeluaran negara yang besar,” kata suatu organisasi di Jenewa.
Angka-angka yang menunjukkan tingkat polusi udara terbaru dari WHO dijadwalkan rilis pada bulan Februari. Data itu juga akan menunjukkan bahwa polusi udara telah memburuk sejak tahun 2014 di ratusan daerah perkotaan. Data tersebut diambil dari 2.000 kota.
"Kesehatan masyarakat di banyak negara akibat polusi sudah darurat. Hal ini merupakan salah satu masalah terbesar yang kita hadapi secara global. Biaya yang dibutuhkan untuk menangani ini juga sangat besar," kata Maria Neira, Kepala Kesehatan Publik di WHO, kepada The Observer.
Dia menambahkan, polusi udara menyebabkan penyakit kronis yang membutuhkan banyak ruangan perawatan di rumah sakit. Sebelumnya, polusi hanya menyebabkan penyakit seperti pneumonia dan asma. Namun, sekarang polusi sudah menyerang aliran darah, jantung, menjadi penyakit kardiovaskular, dan bahkan demensia.
“Ini adalah penyakit kronis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Biaya yang dibutuhkan akan sangat luar biasa,” tambahnya.
Menurut Nicholas Stern, Profesor Ekonomi dan Pemerintahan di London School of Economics, polusi udara merupakan faktor utama yang mempengaruhi perubahan iklim.
“Polusi udara adalah hal yang harus diperhatikan. Kami baru saja belajar tentang skala toksisitas batubara dan diesel. Kita tahu bahwa di Cina, 4.000 orang per hari meninggal akibat polusi udara. Di India bahkan jauh lebih buruk. Ini adalah masalah yang besar,” kata Nicholas.
Di tengah kekhawatiran mengenai polusi di sekitar bandara Heathrow London, David Cameron, Perdana Menteri London, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mencegah kendaraan yang berpolusi berat seperti bus tua, kendaraan pelatih, dan truk memasuki zona udara bersih di lima kota pada tahun 2020.
Beberapa kota di Inggris, termasuk London, mendorong kesepakatan di manifesto pemilu dan putusan oleh Mahkamah Agung mengenai penanganan polusi. Bahan bakar diesel dianggap memunculkan udara kotor dari hasil pembuangannya di udara sehingga menyumbang sebagian besar polusi. (hindustantimes.com)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...