WHO Serukan Tindakan Segera Atasi Krisis Kemanusiaan di Sudan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan tindakan segera pada hari Jumat (29/12) untuk mengatasi krisis kesehatan dan kemanusiaan yang semakin parah di Sudan dan meminta komunitas internasional untuk meningkatkan bantuan keuangan.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan sebagian besar fasilitas kesehatan di wilayah Sudan yang terkena dampak perang tidak berfungsi akibat pertempuran tersebut.
Sejak 15 April, Sudan dilanda perang yang mempertemukan panglima militer Abdel Fattah Al-Burhan melawan mantan wakilnya, komandan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter Mohamed Hamdan Daglo.
Di negara bagian Al-Jazira, tepat di selatan ibu kota Khartoum, lebih dari setengah juta orang mencari perlindungan setelah pertempuran melanda ibu kota Sudan.
Namun pada bulan ini, kelompok paramiliter menekan lebih dalam ke negara bagian tersebut dan menghancurkan salah satu dari sedikit tempat perlindungan yang tersisa di negara tersebut, sehingga memaksa lebih dari 300.000 orang kembali mengungsi, kata PBB.
“Tindakan mendesak diperlukan untuk mengatasi situasi konflik yang memburuk di Sudan di tengah krisis kemanusiaan dan kesehatan yang semakin parah, dengan ratusan ribu orang mengungsi, terutama perempuan dan anak-anak,” kata Tedros di X, sebelumnya Twitter.
Sejak konflik meletus pada bulan April, kekerasan tersebut telah menewaskan lebih dari 12.000 orang, menurut perkiraan konservatif Proyek Data Peristiwa dan Lokasi Konflik Bersenjata.
“Sambil merespons kebutuhan kesehatan yang mendesak, termasuk mengendalikan penyebaran penyakit dan mengatasi ancaman malnutrisi, WHO juga menyerukan peningkatan dukungan keuangan dari komunitas internasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mendesak dari populasi yang terkena dampak,” kata Tedros.
“Hal ini termasuk meningkatkan penyediaan layanan kesehatan dasar bagi kelompok paling rentan di negara-negara yang terkena dampak konflik, dimana setidaknya 70 persen fasilitas kesehatan tidak berfungsi akibat konflik,” tambahnya.
PBB mengatakan setidaknya 7,1 juta orang telah mengungsi, termasuk 1,5 juta orang yang melarikan diri melintasi perbatasan ke negara-negara tetangga.
Mantan menteri kesehatan Ethiopia Tedros telah memimpin badan kesehatan PBB sejak tahun 2017. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...