WHO: Terlalu Dini untuk Nyatakan kemenangan Atas COVID-19
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa terlalu dini bagi negara-negara untuk menyatakan kemenangan atas COVID-19 atau menghentikan upaya untuk mencegah penularan.
"Masih terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyatakan kemenangan," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Jenewa, hari Selasa (1/2). “Virus ini berbahaya, dan terus berkembang di depan mata kita.”
Komentarnya muncul ketika Denmark pada hari Selasa menjadi negara UE pertama yang mencabut semua pembatasan COVID-19 domestiknya meskipun ada rekor jumlah kasus varian Omicron yang lebih ringan, dengan sejumlah negara lain merencanakan langkah serupa.
“Kami khawatir bahwa narasi telah terjadi di beberapa negara bahwa karena vaksin dan karena transmisibilitas Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, mencegah penularan tidak mungkin lagi, dan tidak lagi diperlukan,” kata Tedros.
“Tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran,” katanya, menekankan bahwa “lebih banyak penularan COVID-19 berarti lebih banyak kematian.”
Kepala badan kesehatan PBB itu menunjukkan bahwa sejak Omicron pertama kali terlihat di Afrika selatan 10 pekan lalu, hampir 90 juta kasus telah dilaporkan ke WHO, lebih banyak dari pada tahun 2020.
Dan sementara varian COVID-19 baru diketahui lebih ringan, dia menekankan bahwa “kita sekarang mulai melihat peningkatan kematian yang sangat mengkhawatirkan di sebagian besar wilayah di dunia.”
Sangat penting, katanya, untuk terus berupaya menghentikan penularan virus.
“Kami tidak menyerukan negara mana pun untuk kembali ke apa yang disebut penguncian,” kata Tedros, seraya menambahkan bahwa “kami menyerukan semua negara untuk melindungi orang-orang mereka menggunakan setiap alat di toolkit, bukan vaksin saja.”
Kepala WHO itu menekankan perlunya untuk terus melacak varian yang muncul, termasuk sub-garis keturunan Omicron BA.2.
“Virus ini akan terus berkembang, itulah sebabnya kami meminta negara-negara untuk melanjutkan pengujian, pengawasan, dan pengurutan,” katanya. “Kita tidak bisa melawan virus ini jika kita tidak tahu apa yang dilakukannya.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...