WHO Usulkan Kebijakan untuk Selamatkan 10 Juta Jiwa Tahun 2025
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Lebih banyak orang meninggal dunia, karena penyakit tidak menular seperti serangan jantung, stroke dan kanker dibandingkan kelompok penyakit lainnya. Jumlah kematian terbanyak ada di negara-negara miskin dan menengah.
Oleh karena itu, kepala Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) di Sidang Umum PBB baru-baru ini mengusulkan, kebijakan-kebijakan yang akan menyelamatkan 10 juta jiwa pada tahun 2025.
Tujuh dari 10 orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan paru-paru kronis, menurut sebuah studi yang diterbitkan baru-baru ini dalam The Lancet.
Penyakit-penyakit itu tidak hanya merenggut korban jiwa, tapi juga biaya yang sangat besar. Laporan The Lancet memperkirakan bahwa dalam 15 tahun ke depan, biaya yang harus dikeluarkan negara-negara berkembang saja diperkirakan akan mencapai lebih dari 7 triliun dolar AS (Rp 106.757 triliun) Tiga tahun lalu, para pemimpin dunia berjanji untuk mengurangi kematian akibat penyakit-penyakit tidak menular ini sebanyak sepertiga pada tahun 2030.
Dalam sebuah pertemuan di PBB akhir bulan lalu, Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kurang dari separuh negara-negara di dunia akan memenuhi target itu, dan dia mendesak para pemimpin dunia untuk memberikan kembali komitmen mereka untuk meraih tujuan-tujuan itu.
Tedros menyerukan, lebih banyak komitmen politik dan investasi domestik. "Saya tahu dari pengalaman saya sendiri bahwa dengan komitmen politik, segala sesuatunya mungkin. Tanpa komitmen itu, kemajuan sangat pelan, “ katanya.
Tedros menyebut, sebuah daftar yang dijuluki "best buys," yaitu perubahan kebijakan yang berbiaya sedikit, tapi menghasilkan manfaat yang besar.
"Kebijakan WHO efektif dan terjangkau bagi semua negara. Mengeluarkan anggaran demi populasi yang lebih sehat bukanlah biaya. Itu adalah investasi pada manusia yang akan sangat bermanfaat di kemudian hari, “ katanya.
Tedros mendesak negara-negara untuk menaikkan pajak tembakau, membatasi iklan alkohol, dan mengurangi kadar garam, gula dan lemak dalam produk-produk makanan. Upaya-upaya itu akan menurunkan risiko diabetes, kanker penyakit jantung dan stroke.
Tedros juga menganjurkan negara-negara untuk menyediakan layanan kesehatan universal, sebagai cara terbaik untuk mencegah dan mengobati penyakit-penyakit tidak menular. (Voaindonesia.com)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...