WHO: Vaksin COVID-19 Setidaknya 12 Bulan Lagi
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Jumlah kasus baru terinfeksi COVID-19 telah menunjukkan berkurang di beberapa bagian Eropa, termasuk Italia dan Spanyol, tetapi wabah itu masih terus menunjukkan peningkatan di Inggris dan Turki, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa (14/4).
"Secara keseluruhan wabah di dunia ini, 90 persen dari kasus yang dikonfirmasi ada di Eropa dan Amerika Serikat. Jadi, kita belum melihat puncaknya," kata juru bicara WHO, Dr. Margaret Harris, pada briefing di Jenewa.
Di China, katanya, "ancaman terbesar adalah kasus impor," yang merujuk pada data terbaru. "Jadi, kita seharusnya tidak benar-benar mengharapkan untuk melihat adanya vaksin dalam 12 bulan ini atau lebih," tambah Harris.
Uji Vaksin Pada Manusia
Sementara itu, China telah menyetujui uji vaksin pada manusia untuk tahap awal bagi dua vaksin eksperimental untuk memerangi virus korona baru yang menewaskan lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia, menurut laporan media pemerintah China, Xinhua, pada hari Selasa (14/4).
Vaksin sedang dikembangkan oleh unit Sinovac Biotech yang terdaftar di Nasdaq yang berbasis di Beijing, dan oleh Institut Produk Biologi Wuhan, afiliasi dari Grup Farmasi Nasional China, perusahaan milik negara.
Pada bulan Maret, China memberi lampu hijau untuk uji klinis lain untuk calon vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer China yang didukung militer dan perusahaan bioteknologi yang terdaftar di Hong Kong, CanSino Bio.
Hal itu terjadi tidak lama setelah pengembang obat Amerika Serikat, Moderna, mengatakan telah memulai tes pada manusia untuk vaksin mereka dengan Institut Kesehatan Nasional AS. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...