WHO: Virus Zika Darurat Kesehatan
SATUHARAPAN.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari Senin (1/2) menyatakan keadaan darurat kesehatan penyakit akibat virus Zika yang disebarkan oleh gigitan nyamuk yang telah menyebabkan ribuan bayi yang baru lahir menjadi cacat di Brasil.
WHO juga mengharapkan respons secara global atas ancaman kesehatan tersebut. Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan, mengatakan bahwa tindakan internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk meningkatkan deteksi dan mempercepat kerja diagnostik dan vaksin yang lebih baik untuk penyakit ini.
WHO pernah dikritik karena terlalu lambat dalam bereaksi terhadap epidemi Ebola di Afrika Barat yang menewaskan lebih dari 10.000 orang dalam dua tahun terakhir.
Keprihatian utama serangan virus Zika ini adalah pada akibat yang disebut microcephaly (kepala mengecil yang menjadi cacat lahir dengan kepala dan otak abnormal dan terganggu perkembangannya.
Apa Virus Zika itu?
WHO menyebutkan dugaan kuat microcephaly itu akibat virus Zika, namun belum terbukti secara ilmiah. "Dapatkah Anda bayangkan jika kita tidak melakukan semua pekerjaan ini sekarang, dan menunggu sampai bukti-bukti ilmiah keluar?" Kata Chan.
Penetapan darurat itu direkomendasikan oleh komite ahli independen yang mengikuti kritik dari respon yang ragu-ragu terhadap penyebaran Zika, dan mendorong tindakan melacak secara cepat dan penelitian prioritas internasional.
WHO pekan lalu mengatakan bahwa virus Zika ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang "menyebarkan secara eksplosif" dan bisa menginfeksi sekita empat juta orang di Amerika. Organisasi Kesehatan Pan Amerika mengatakan Zika telah menyebar di 24 negara dan teritori di Amerika.
Berdasarkan catata, ini adalah yang keempat WHO menyatakan keadaan darurat kesehatan global sejak prosedur tersebut ditempatkan di tempat pada tahun 2007. Sebelumnya dinyatakan untuk penyebaran influenza, Ebola dan polio.
Nyamun Aedes Aegypti.
Peristiwa Luar Biasa
Seperti dirilis di situs PBB, rapat WHO hari Senin (1/2) juga menyebutkan ditemukannya cluster terbaru gangguan neurologis dan malformasi neonatal (bayi baru lahir) di wilayah Amerika. Setelah perdebatan antara WHO dan Komite Darurat, sepakat bahwa hubungan sebab akibat antara cluster ini diduga kuat terkait virus Zika.
Hal itu juga dicatat sebagai "peristiwa luar biasa" dan ancaman kesehatan masyarakat di bagian lain dunia.
"Saya menyatakan bahwa cluster baru kasus mikrosefali dan gangguan neurologis lainnya dilaporkan di Brazil, setelah cluster yang sama di Polinesia Perancis pada tahun 2014, merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Chan.
Pertemuan WHO yang menghadirkan 18 ahli dan penasihat menyebutkan temuan hubungan yang kuat antara infeksi virus Zika dan munculnya kasus malformasi kongenital dan komplikasi neurologis.
"Para ahli sepakat hubungan kausal antara infeksi Zika selama kehamilan dan kasus microcephaly, meskipun belum terbukti secara ilmiah," kata Chan.
Tidak Ada Pembatasan Perjalanan
Para ahli juga menilai pola penyebaran dan distribusi geografis yang luas nyamuk dapat menularkan virus. Kurangnya vaksin dan tes diagnostik yang cepat dan dapat diandalkan, dan tidak adanya kekebalan tubuh di negara-negara yang baru terkena sebagai penyebab lebih lanjut.
Respons internasional yang terkoordinasi diperlukan antar lain mengintensifkan pengawasan populasi nyamuk, dan mempercepat pengembangan tes diagnostik dan vaksin untuk melindungi orang yang beresiko, terutama selama kehamilan.
Namun Komite itu tidak menemukan pembenaran maslah keadaan darurat ini t untuk pembatasan perjalanan atau perdagangan dalam mencegah penyebaran virus Zika.
"Saat ini, upaya perlindungan yang paling penting adalah kontrol populasi nyamuk dan pencegahan gigitan nyamuk pada individu berisiko, terutama perempuan hamil," kata Chan.
David Heymann, Ketua Komite Darurat, mengatakan, "Ini adalah keputusan yang sangat sulit untuk membedakan keadaan darurat kesehatan masyarakat dan perhatian internasional dengan tindakan pencegahan apa yang dilakukan . Juga antara virus Zika dan kasus microcephaly dan gangguan neurologis lainnya.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...