WHO Yakin COVID-19 Bisa Diatasi
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Peluang penyebaran secara internasional wabah virus corona baru sedang ditutup, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada hari Jumat (21/2) setelah kasus baru dilaporkan di Iran dan Lebanon.
Ditanya tentang apakah wabah itu berada pada "titik kritis" setelah kasus baru dan kematian akibat COVID-19, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan dia masih percaya virus itu dapat diatasi. “Jendela peluang penyebaran semakin menyempit, jadi kita harus bertindak cepat sebelum menutup sepenuhnya,” katanya.
"Wabah ini bisa mengarah ke segala arah," kata Tedros. "Jika kita melakukannya dengan baik, kita dapat menghindari krisis serius, tetapi jika kita menyia-nyiakan kesempatan maka kita akan menghadapi masalah serius."
Dia mengatakan "sangat memprihatinkan" bahwa Iran telah melaporkan 18 kasus COVID-19 dan empat kasus kematian hanya dalam dua hari terakhir. Dia menyebutkan bahwa WHO telah memasok alat uji ke Teheran.
Lebanon juga mengkonfirmasi kasus virus corona pertamanya pada hari Jumat (21/2) dan mengatakan sedang memantau dua kasus potensial lainnya setelah seorang perempuan berusia 45 tahun yang tiba dari kota suci Qom di Iran pada hari Kamis (20/2) dinyatakan positif, kata Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hassan.
“Kami melihat pola penularan yang berbeda di tempat yang berbeda,” kata Dr. Sylvie Briand, direktur kesiapan bahaya menular global WHO. "Kami memiliki banyak keanekaragaman, wabah yang berbeda menunjukkan fase yang berbeda."
Tedros juga mengatakan bahwa tim pakar internasional yang dipimpin WHO dan rekan-rekan dari China akan mengunjungi kota Wuhan, pusat epidemi, pada hari Sabtu (22/2) ini.
Tim lengkap tiba di China akhir pekan lalu dan anggotanya termasuk para ahli dari Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) serta dari Jerman, Jepang, Nigeria, Rusia, Singapura, dan Korea Selatan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...