WNI Tinggalkan Yunani karena Kehilangan Pekerjaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa sebagian besar Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Yunani sudah mulai keluar dari negara tersebut dan kembali ke Indonesia karena kehilangan pekerjaan, menyusul krisis ekonomi yang membuat Yunani menuju kebangkrutan.
"Dari dampak krisis di sana (Yunani), sebagian besar WNI yang bekerja di sektor informal kehilangan pekerjaannya. Beberapa dari mereka sudah pulang kembali ke Indonesia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir di Jakarta, pada hari Kamis (9/7).
Menurut dia, berdasarkan data yang dimiliki Kemlu, ada sebanyak 1.046 WNI yang tinggal dan bekerja di Yunani, dan sebagian dari para WNI itu sudah keluar dari Yunani.
"Ada 1.046 WNI di sana dan sebagian sudah pulang, tetapi kami belum tahu apakah mereka pulang secara individual atau dibantu oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia). Kami harus cek kembali," kata dia.
Dengan perekonomian Yunani yang merosot, Arrmanatha mengaku banyak WNI akan kehilangan pekerjaan dan terpaksa harus kembali ke Indonesia.
Walaupun demikian, dia meyakini dampak krisis Yunani tidak akan terlalu mengguncang perekonomian dalam negeri Indonesia.
"Memang Indonesia akan mendapat tekanan dari luar, tapi kita optimistis Indonesia punya landasan fundamental cukup baik untuk bertahan," kata dia.
Sebelumnya Jubir Kemlu itu juga mengatakan krisis ekonomi yang dialami Yunani sedikit banyak akan berdampak pada nilai ekspor Indonesia ke negara tersebut.
"Nilai perdagangan Yunani-Indonesia 200 juta dolar AS, tidak terlalu besar tapi cukup signifikan. Namun demikian, melihat dari aspek itu, akan sedikit berdampak pada ekspor Indonesia ke sana (Yunani)," katanya.
Menurut Arrmanatha, Indonesia memiliki hubungan bilateral yang baik dengan Yunani, salah satunya hubungan kerja sama dalam bidang perdagangan.
"Indonesia punya banyak hubungan baik dengan Yunani, salah satunya perdagangan. Banyak produk Indonesia yang diekspor ke Yunani, seperti kelapa sawit dan komoditas pertanian," ujar dia.
Oleh karena itu, kata dia, krisis Yunani akan cukup berdampak pada ekspor Indonesia ke negara itu.
Yunani berada di ambang kebangkrutan setelah gagal membayar utang sebesar 1,6 miliar Euro atau sekitar Rp23,6 triliun kepada Badan Pendanaan Moneter Internasional (IMF).
Program penjaminan Yunani sudah berakhir dan sebentar lagi negara itu akan keluar dari zona Eropa (Eurozone). (Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...