Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 14:19 WIB | Jumat, 04 Oktober 2013

WTO: Penurunan Subsidi Produk Pertanian Dibahas di KTT APEC

Direktur Informasi dan Hubungan Eksternal WTO, Keith Rockwell. (Foto: apec2013.or.id)

BALI, SATUHARAPAN.COM -  Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization / WTO) berpendapat bahwa sejauh ini masih dilakukan negosiasi meskipun berjalan lambat di antara Negara maju dan berkembang untuk mengatasi hambatan perdagangan.

Namun demikian, sebagaimanan diungkapkan Direktur Informasi dan Hubungan Eksternal WTO, Keith Rockwell, organisasi ini bisa mengurangi hambatan tersebut. “WTO sangat berharap pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara anggota  APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) di Bali ini bisa dicapai kemajuan, khususnya negosiasi soal penurunan tarif   perdagangan,” kata Keith, di Bali Jumat (4/10).

Menurut Keith, selain soal tarif perdagangan, akan dibahas tentang pembatasan subsidi produk pertanian. Dia menyebutkan sejumlah negara anggota Uni Eropa (UE), yakni Swiss dan Norwegia, serta Amerika Serikat, masih memberikan subsidi yang tingi untuk produk pertanian.

Masalah subsidi produk pertanian ini sering menjadi isu penting bagi Negara-negara berkembang yang menyebabkan produk mereka makin lemah daya saingnya, karena Negara maju memberikan subsidi yang cukup besar.

“Untuk negara maju, rencana pengurangan subsidi  pertanian yang harus diturunkan mencapai 50 persen. Sedangkan untuk negara berkembang adalah 25 persen,” kata Rockwell sebagaimana diungkap dalam apec2013.or.id.

Dia menyatakan produk pertanian di setiap negara anggota WTO sangat beragam, sehingga diperlukan negosiasi yang intensif.

“Saya berharap semua anggota WTO memiliki komtmen yang sama untuk meningkatkan volume perdagangan, sehingga  bisa terjadi perdagangan yang saling menguntungkan,” kata dia.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home