WWF: Hutan Papua Relatif Masih Baik
SENTANI, SATUHARAPAN.COM - Direktur World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Program Papua, Benja Victor Mambai, menilai kondisi hutan di Papua saat ini bisa dikatakan relatif masih baik, dan berpeluang untuk investasi jasa konservasi.
"Luas hutan Papua saat ini tercatat sekitar 41 juta hektare dengan 31 juta hektare di antaranya akan dipertahankan atas kesepakatan pimpinan daerah," kata dia kepada Antara di Sentani, Rabu (20/11).
WWF adalah sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah konservasi, penelitian, dan restorasi lingkungan, yang memiliki lebih dari lima juta pendukung di seluruh dunia dan bekerja pada 100 negara.
Menurut Mambai, saat ini investasi terus bergerak ke arah timur yaitu salah satunya wilayah Papua, sehingga ini menjadi tantangan bagi semua pihak untuk berpikir bagaimana caranya tetap mempertahankan kondisi hutan yang ada saat ini.
"Semua pihak pasti tidak ingin mempertahankan sumber daya alam dengan melestarikan kemiskinan, namun hal tersebut bukan berarti harus membuka semua hutan yang ada di Papua," kata dia menegaskan.
Benja Victor menuturkan masih ada potensi lain yang bisa dikembangkan selain hutan untuk memberantas kemiskinan. "Hutan jangan hanya dipandang ketika kayunya butuh ditebang, tetapi harus dilihat dari sisi lainnya. Di mana kesalahan masa lalu seperti di hutan Sumatera dan Kalimantan tidak akan terjadi di hutan Papua," kata dia.
Dengan kondisi Papua yang cukup beragam dari laut sampai gunung, maka sebenarnya sektor jasa ekosistem menjadi peluang untuk dikembangkan.
Menurut dia, Papua dan Papua Barat saat ini sudah mengalokasikan luas hutan yang harus dilindungi, sehingga ketika investasi hendak masuk akan ada tolak ukur yang jelas.
"Tolak ukur ini antara lain, harus ada jaminan kelestarian alam, jaminan kesejahteraan masyarakat yang hidupnya bergantung pada alam serta jaminan keberlangsungan investasi di Papua sendiri," kata dia menambahkan.
Dia juga mengatakan bahwa sangat penting jika hendak berinvestasi di Papua harus mematuhi rencana tata ruang yang telah dibuat oleh pemerintah, sehingga nantinya ini akan menjadi alat kontrol untuk pembangunan ekonomi di Papua.
"Jika tidak maka kesalahan di Sumatera dan Kalimantan akan terulang di Papua. Bisa dikatakan Sumatera adalah masa lalu Indonesia, Kalimantan dan Sulawesi adalah masa kini Indonesia tetapi Papua adalah masa depan Indonesia," pungkasnya.
Mengenai kontribusi penurunan emisi sebesar 26 persen oleh Indonesia, Benja Victor meyakini dengan pengelolaan hutan yang baik, maka Papua akan dapat berkontribusi sebesar lima persen keaslian hutan yang masih ada.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...