WWF Indonesia Gelar Peringatan Hari Badak Sedunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yayasan World Wide Fund (WWF) Indonesia menggelar kegiatan peringatan Hari Badak Sedunia atau World Rhino Day yang jatuh pada hari ini, Selasa (22/9) di Loops Station, Jalan Mahakam Raya, Jakarta Selatan.
Berbagai acara digelar di antaranya diskusi tentang fotografi alam liar, pemutaran film tentang Badak di Indonesia, serta aksi kampanye melalui media sosial dan penampilan musik dari Endah N Rhesa. Hadir sebagai narasumber Sunarto ahli satwa liar dari WWF, Tatang Mitra Setia Dosen dari Universitas Nasional, dan Alain Compost fotografer dan videografer satwa liar.
Peringatan Hari Badak Sedunia juga digelar serentak disejumlah negara di dunia. WWF Indonesia telah ikut serta dalam konservasi badak sejak tahun 1962 yang dimulai dalam kegiatan penelitian Badak Jawa (Rhinonceros sondaicus) di Ujung Kulon, Jawa Barat.
Tahun 1967 sampai dengan 1978 WWF Indonesia bersama dengan Taman Nasional Ujung Kulon serta lembaga lainnya berupaya melakukan kegiatan menjaga stabilitas serta meningkatkan populasi Badak Jawa yang sampai saat ini jumlah populasinya sekitar 60 individu.
Kelangsungan hidup Badak Jawa di Ujung Kulon memprihatinkan. WWF Indonesia menilai perlu segera dicarikan rumah baru sebagai habitat baru selain di Ujung Kulon untuk menjamin populasi di dunia.
Selain Badak Jawa, Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) juga perlu mendapat perhatian yang tak kalah penting. Wabah kebakaran hutan dan lahan, serta pembabatan huta yang terus terjadi di hutan Pulau Sumatera membuat kelangsungan Badak Sumatera kian terancam.
Dari sembilan kantung populasi Badak Sumatera di Pulau Sumatera dan Kalimantan hanya tersisa empat kantung. Berdasarkan hasil studi menunjukkan sudah terjadi kepunahan dibeberapa wilayah seperti di Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi sejak tahun 2008.
Berdasarkan hasil data terakhir tahun 2015 yang dilakukan oleh Population and Habitat Viability Assesment (PHVA) melansir populasi Badak Sumatera tersisa sekitar 100 individu yang saat ini hidup di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman Nasional Way Kambas, serta satu kantung teridentifikasi pada tahun 2013 di Kalimantan Timur.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...