WWF Inisiasi Konservasi Berkelanjutan Laut Sunda Banda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – World Wildlife Fund (WWF) Indonesia menginisiasi perancangan kawasan konservasi dan perikanan berkelanjutan dengan pendekatan bentang laut di Laut Sunda Banda yang merupakan 39 persen dari luas perairan Republik Indonesia.
Siaran pers WWF Indonesia yang diterima di Jakarta, Rabu (23/10), menyebutkan tujuan inisiasi tersebut adalah untuk meningkatkan efektivitas perlindungan sumberdaya pesisir dan laut dalam Bentang Laut Sunda Banda dengan mempertimbangkan pula peningkatan mata pencarian bagi masyarakat lokal.
Apalagi, Laut Sunda Banda dinilai sangat penting sebagai mata pencaharian dan ketahanan pangan bagi lebih dari 120 juta masyarakat pesisir.
Aktivitas utama masyarakat setempat juga sangat bergantung pada kawasan tersebut, seperti perikanan tangkap laut lepas, budidaya pesisir, juga pariwisata alam.
Selain perancangan Kawasan Konservasi Perairan yang umum berlaku, WWF Indonesia juga mencoba merancang pendekatan baru dengan mengintegrasikan pengelolaan perikanan dalam pengelolaan jejaring Kawasan Konservasi Perairan, dengan mempromosikan hak eksklusif pemanfaatan sumber daya nelayan lokal.
Upaya itu dinilai dapat mendukung diadopsinya teknik perikanan berkelanjutan oleh nelayan lokal yang akan diperkuat dengan pengembangan teknis, pemantauan dan penegakan hukum dengan pelibatan pihak swasta dan nelayan.
WWF Indonesia juga mengemukakan agar kebutuhan pemanfaatan wilayah perairan untuk sektor-sektor lain seperti perhubungan, pertambangan, serta pertahanan keamanan perlu diperhatikan pula dalam perancangan ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prananto meminta pemerintah meningkatkan investasi infrastruktur kelautan dan kemudahan perizinan usaha di daerah untuk menumbuhkan daya saing.
"Akselerasi peningkatan investasi infrastruktur kelautan dan perikanan juga perlu diperhatikan lebih serius agar daya saing kelautan dan perikanan nasional naik dengan cepat," kata Yugi Prananto dalam Rapat Koordinasi Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Jumat.
Menurut Yugi, ketersediaan infrastruktur di sektor kelautan dan perikanan dinilai masih kurang sehingga aliran dan akumulasi investasi juga turut rendah.
Untuk itu, ia menginginkan ada pendekatan unsur sektoral, unsur korporasi dan unsur wilayah yang harus saling mendukung satu sama lainnya.
"Unsur sektoral misalnya industri kelautan dan perikanan harus dikembangkan, demikian halnya industri pertahanan," katanya. (Antara)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...