Yaman: Bom Serang Masjid Syiah di Hari Idul Adha
SANAA, SATUHARAPAN.COM - Seorang pembom bunuh diri menyerang sebuah masjid di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Kamis (24/9)dalam serangan yang menargetkan jamaah Syiah yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai puluhan lainnya, dalam shalat Idul Adha di kota itu, kata petugas medis dan saksi Kata.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun kota Sanaa telah diguncang serangkaian pemboman oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) dalam beberapa bulan terakhir, dan mereka menargetkan warga Islam Syiah. Sementara itu menurut situs berita Al Arabiya, NIIS Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu,
Ledakan pada hari Kamis itu merusak Masjid Balili, di mana kelompok pemberontak Syiah Houthi yang mengndalikan kota Sanaa datang untuk shalat, kata saksi mata seperti dikutip AFP. Mereka datang untuk shalat Idul Adha, dan mereyakan Hari Raya Kurban, yang merupakan liburan paling penting dalam kalender Islam.
Saksi melaporkan bahwa setelah ledakan pertama di dalam masjid, seorang pembom bunuh diri meledakkan sabuk peledak di pintu masuk ketika jamaah bergegas keluar. Namun tidak jelas apakah ledakan itu juga dari seorang pembom bunuh diri.
NIIS, sebuah kelompok Muslim Sunni radikal yang sekarang menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah menganggap kelompok Islam Syiah sebagai bidah.
Beberapa serangan bom NIIS menargetkan masjid Syiah di Sanaa, termasuk serangan pada 21 Maret yang menewaskan 142 orang. Kelompok ini juga mengklaim serangan terhadap masjid di Kuwait dan Arab Saudi.
Perang Saudara
Ibu kota Yaman, Sanaa, negara dengan mayoritas Islam Sunni sudah setahun terakhir dikuasai pemberontak Houthi yang Syiah dan didukung Iran. Para pemberontak juga memperluas kekuasaan ke bagian lain negara itu.
Sementara pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh serangan udara dan pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi terakhir merebut kembali beberapa provinsi di selatan negara itu, termasuk kota kedua, Aden.
Presiden Yaman, Abedrabbo Mansour Hadi, selama enam bulan berada di pengasingan, di Arab Saudi, dan kembali ke Aden pada hari Selasa pekan lalu dan bersumpah untuk membebaskan negara itu dari Houthi.
Serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi dilancarkan terhadap pemberontak mulai 26 Maret, dan operasi darat dimulai bulan Juli.
Loyalis Hadi telah habis-habisan bertahan dari serangan Houthi di Provinsi Marib di sebelah timur Sanaa yang kaya minyak, awal bulan ini, dan bertujuan untuk merebut kembali ibu kota.
Korban Perang
Menurut catatan PBB, sekitar 5.000 orang tewas dan 25.000 terluka, akibat perang di Yaman sejak Maret. Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.
Yaman terjerumus dalam kekacauan sejak 2012 ketika penguasa lama, Ali Abdullah Saleh, digulingkan, dan keamanan di negara itu rusak sejak milisi Houthi menguasai ibu kota tahun lalu.
Disebutkan bahwa NIIS dan cabang Al-Qaeda yang berbasis di Yaman memanfaatkan gejolak di negara miskin di Semenanjung Arab itu untuk meningkatkan kegiatan mereka.
Cabang Al-Qaeda
Al-Qaeda telah lama membangun kekuatan jihad yang dominan di Yaman, yang bertetangga dengan negara kaya minyak, Arab Saudi, dan jalur pelayaran utama. Namun para ahli mengatakan situasi itu sebagai usaha untuk menggantikan rival ekstrimis.
Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) mengontrol sebagian besar provinsi di tenggara negara itu, yaitu Hadramaut, termasuk ibu kota provinsi Mukalla, yang dikuasai pada bulan April.
Sebelumnya NIIS mengatakan pihaknya menghindari menargetkan masjid untuk melindungi "umat Islam yang tidak bersalah".
Sementara itu, Amerika Serikat sering melancarkan serangan dengan drone (pesawat tanpa awak) untuk menyerang AQAP yang mereka anggap sebagai cabang paling berbahaya dari jaringan jihadis Al-Qaeda.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...