Yanukovych Tuding Ada Kekuatan Yang Memicu Perang Saudara di Ukraina
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Mantan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych, digulingkan bulan lalu mengatakan bahwa ada “kekuatan gelap” yang bekerja untuk memicu perang saudara di Ukraina, sebuah negara besak anggota Uni Sovyet.
Yanukovych mengatakan hal itu hari Selasa (11/3) dalam konferensi pers di Rostov-on-Don, sebuah kota di Rusia bagian selatan.
Kemunculan kedua di publik ini terjadi di tengah statusnya sebagai buron pemerintah sementara Ukraina, dan ketegangan di Criemea, bagian Ukraina yang akan menyelenggarakan referendum pada Minggu (16/3) mendatang untuk menentukan bergabung dengan Rusia.
Yanukovych menegaskan bahwa dia tetap Presiden Ukraina, dan juga mengepalai angkatan bersenjata, meskipun berada dalam pelarian.
Yanukovych bulan lalu melarikan diri dari ibukota Ukraina, Kiev, meninggalkan kekosongan kekuasaan yang dengan cepat diisi oleh pasukan oposisi yang selama berbulan-bulan memprotes keputusan pemerintah menunda kesepakatan meningkatkan hubungan ekonomi dan politik dengan Uni Eropa.
Menepis Rumor
Penampilan Yanukovych untuk menepis rumor di media yang menyebutkan dia meninggal karena sebab yang tidak disebutkan. "Karena berbagai rumor menyebar tentang saya di Ukraina, saya ingin mengatakan bahwa saya masih hidup dan saya merasa baik," kata dia. "Tapi saya tidak bisa melihat alarm penguburan yang terjadi di Ukraina."
Yanukovych mendesak masyarakat internasional untuk menolak apa yang dia sebut sebagai kudeta konstitusional yang menyebabkan kejatuhannya. Dia menolak mengakui pemilihan umum yang akan berlangsung di Ukraina pada 25 Mei.
"(Kiev) sedang dikendalikan oleh pria bertopeng memakai pita di lengan, yang menumbuhkan kemarahan terhadap warga Ukraina," kata dia. "Mereka telah memecat perwira tinggi militer, yaitu mereka yang tidak ingin menggunakan angkatan bersenjata terhadap penduduk sipil di bagian tenggara negara itu."
Yanukovych juga menuduh pemerintah sementaran yang berencana memberikan senjata kepada kelompok yang dia sebut sebagai "organisasi nasionalis militan."
Pada tanggal 22 Februari, Yanukovych dipecat oleh demonstran yang kemudian mengambil kontrol atas parlemen dan bersatu dengan Partai mantan penguasa daerah.
Impeachment itu terjadi sehari setelah partai-partai oposisi menandatangani perjanjian dengan Yanukovych untuk penyelesaian politik dengan membentuk pemerintah persatuan, menyerukan pemilu awal, dan reformasi konstitusi. (ria.ru)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...