Interpol: Hilangnya Malaysia Airlines Bukan Serangan Teroris
LYON, SATUHARAPAN.COM - Hilangnya pesawat Malaysia Airlines berpenumpang 239 orang secara misterius kemungkinan tidak disebabkan oleh serangan teroris, kata Interpol pada Selasa (11/3) setelah pengungkapan dua penumpang yang menggunakan paspor Eropa curian.
“Semakin banyak informasi yang kami dapatkan, semakin cenderung kami menyimpulkan bahwa hal tersebut bukanlah sebuah aksi teroris,” kata Ronald K. Noble, kepala Interpol, kepada para wartawan.
Dia merujuk pada pengumuman dari kepolisian Malaysia bahwa salah satu dari dua penumpang yang dicurigai merupakan imigran ilegal berusia 19 tahun asal Iran.
“Jika Anda memahami apa yang kepala kepolisian Malaysia katakan baru-baru ini mengenai imigran ilegal berusia 19 tahun itu... yang ingin berangkat ke Frankfurt, Jerman dengan tujuan agar bersama ibunya, itu merupakan bagian dari masalah penyelundupan manusia dan tidak berkaitan dengan masalah terorisme,” kata Noble.
Pesawat itu menuju Beijing, dan warga Iran itu diyakini akan bertolak ke Frankfurt melalui ibu kota China tersebut. Tujuan akhir bagi tiket lainnya yaitu Copenhagen, menurut dokumen perjalanan yang dilihat AFP.
CIA
Sementara Kepala Badan Intelijen Pusat AS (CIA) mengatakan pada Selasa bahwa terorisme tidak dapat dikesampingkan dalam hilangnya Malaysia Airlines MH370.
Direktur CIA, John Brennan, seperti dikutip AFP mengatakan bahwa ada "beberapa klaim 'bertanggung jawab'" atas pesawat yang hilang yang "belum dikonfirmasi atau dikuatkan", dan ia tidak bisa mengabaikan kemungkinan adanya teror.
Berbicara di Dewan Hubungan Luar Negeri, Brennan digambarkan sebagai "sangat mengganggu" bahwa Boeing 777 belum ditemukan.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...