YKWS Minta Bupati Pringsewu Peduli Sanitasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) mengharapkan bupati Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung yang akan dipilih dalam Pilkada Februari 2017 nanti, memiliki kepedulian di bidang kesehatan masyarakat khususnya masalah sanitasi.
YKWS menilai masalah sanitasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sanitasi berkaitan erat dengan kesejahteraan dan derajat kesehatan. Namun sanitasi belum dianggap penting dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah khususnya di Kabupaten Pringsewu.
Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, hari Rabu (18/1), menjelaskan bahwa angka kejadian penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh sanitasi buruk sangat tinggi seperti ISPA, Diare, DBD, Cacingan dan Polio. Sebagai contoh di Indonesia terjadi kematian bayi cukup tinggi yg diakibatkan oleh diare. Penyebab utama pada bayi dan balita adalah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) yang kondisi sanitasinya buruk.
Pemerintah Pusat juga telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, yaitu mewujudkan Universal Access sanitasi di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2019. Hal ini menurut Febrilia, pemerintah daerah harus mewujudkan 100 persen penduduk Indonesia terlayani akses sanitasi yang layak. Rencana pemerintah ini diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 185/2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi.
YKWS menilai bahwa visi dan misi para calon pasangan bupati dan wakil bupati Pringsewu banyak menitik beratkan pada pembangunan di sektor infrastruktur, ekonomi, keamanan dan pendidikan. Sementara program sanitasi yang sudah menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Indonesia seperti dipinggirkan.
Oleh karena itu YKWS berupaya mencari pemimpin daerah yang peduli terhadap sanitasi melalui diskusi panel "Mencari Bupati Peduli Sanitasi," pada hari Rabu (18/1/), di Aula Grojogan Sewu, Pringsewu dengan dihadiri tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Pringsewu tahun 2017-2022.
“Harus ada target dari ketiga pasangan calon tersebut, siapapun nanti yang akan menjadi pemimpin di Kabupaten Pringsewu. 131 desa dan keluarahan di tahun 2017 harus memiliki sanitasi layak dan sehat serta tidak BABS, dan anggaran untuk bidang sanitasi harus ditingkatkan,“ Febri menegaskan.
Data dari Yayasan Konservasi Way Seputih menyebutkan bahwa dari seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Pringsewu, hingga tahun 2017 ini masih banyak ditemukan sanitasi buruk dan perilaku buang air besar sembarangan. Warga desa di Kabupaten Pringsewu masih banyak BAB di kolam, di kebun dan di sungai. Sementara anggaran untuk program sanitasi yang masuk dalam anggaran program kesehatan hanya 2,6 persen. (PR)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...