Yoga Antigravitasi Marak Digandrungi Warga Jakarta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yoga Antigravitasi mulai digandrungi warga Jakarta. Jenis yoga terbilang baru ini pertama kali masuk ke Indonesia pada 2010 dan sekarang mulai pesat berkembang karena banyaknya kelas khusus yang membuka untuk menekuni jenis olahraga seni mengolah tubuh tersebut.
Ari Wibowo, instruktur dari kelas yoga Svarga yang terletak di kawasan Jakarta Selatan, mengatakan jenis Yoga Antigravitasi pertama kali diciptakan Christopher Harrison asal Amerika Serikat pada 1999 dengan menggunakan alat silk hammock. Pada 2007 Christopher Harrison mulai memperkenalkan ke publik dan sudah membakukan ke dalam kurikulum yang standarnya berlaku di seluruh dunia.
Yoga Antigravitasi hampir sebagian besar gerakannya dilakukan bergantung di atas lantai, berbeda dengan yoga pada umumnya. Setiap gerakan yang dilakukan memiliki fungsi membantu menguatkan otot-otot serta melenturkan dan meningkatkan metobolisme tubuh. Sampai sekarang jenis yoga yang menggabungkan aerial art, pilates, serta senam dan tarian ini mulai ramai diminati warga dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua, seperti terlihat pada Sabtu (13/6) di salah satu kelas Yoga Antigravitasi di kawasan Jakarta Selatan.
Ari mengatakan idealnya latihan rutin dapat dilakukan selama satu jam seminggu dua sampai tiga kali. Namun, bila ingin melakukannya setiap hari, bisa saja dengan durasi selama 15 menit, ujarnya. Yoga Antigravitasi menjadi salah satu alternatif pilihan bagi semua kalangan warga yang memiliki masalah pada tubuh bagian punggung, atau masalah tidak lancarnya peredaran darah.
Editor : Sotyati
Satu Kritis, Sembilan Meninggal, 1.403 Mengungsi Akibat Erup...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, N...