Yordania Janji Berantas NIIS
AMMAN, SATUHARAPAN.COM - Yordania mengatakan serangan udara terhadap ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah/NIIS) hanyalah permulaan dari tindakan pembalasannya atas aksi pembakaran pilotnya, berjanji untuk “membasmi” para militan itu.
Militer Yordania mengatakan “puluhan jet tempur” menyerang target-target ISIS pada Kamis (5/2), menghancurkan kamp-kamp pelatihan militan serta gudang senjata dan amunisi.
Menteri Luar Negeri Nasser Judeh mengatakan kepada CNN bahwa operasi itu merupakan “permulaan dari aksi balasan kami terhadap pembunuhan keji dan brutal pilot muda kami yang pemberani.”
“Namun itu bukan permulaan dari perang kami melawan terorisme dan ekstremisme.”
Pembunuhan keji pilot Maaz al-Kassasbeh, yang ditangkap ISIS pada Desember setelah jet F-16 yang dipilotinya jatuh di Suriah, memicu kemarahan dan kesedihan mendalam di Yordania.
Judeh menolak untuk mengungkap rencana militer Yordania namun mengatakan pihaknya akan menghancurkan ISIS dengan seluruh kekuatannya.
“Kami meningkatkan serangan. Kami akan memburu mereka di lokasi mana pun, dengan semua kekuatan yang kami miliki. Namun itu bukanlah permulaan, dan tentunya bukan juga sebuah akhir,” katanya.
“Kami akan memburu dan membasmi mereka... kami menjadi pihak terdepan. Ini perang kami.”
Puluhan jet tempur Yordania telah menyerang beberapa lubang dan tempat persembunyian militan ISIS di Suriah.
Militer Yordania menyebut operasi tersebut "Syahid Moaz". Militer Yordania menyatakan itu adalah pembalasan atas dibunuhnya pilot berkebangsaan Yordania Moaz al-Kassasbeh --yang dibakar hidup-hidup oleh ISIS awal pekan ini, setelah ditangkap pada Desember tahun lalu, ketika pesawatnya jatuh di Suriah.
Militer Yordania menyatakan semua jet tempur kembali ke pangkalan dengan selamat dan operasi lebih lanjut akan dilancarkan.
Yordania adalah bagian dari koalisi internasional pimpinan AS yang memerangi ISIS.
AS Tambah Kekuatan
Sementara militer Amerika Serikat menambah pesawat dan pasukan ke Irak utara guna meningkatkan kemampuannya untuk menyelamatkan beberapa pilot koalisi yang terjatuh, setelah seorang pilot asal Yordania ditangkap dan dibunuh oleh ekstremis di Suriah, ungkap seorang pejabat pertahanan pada Kamis.
“Kami mengerahkan kembali beberapa pasukan di Irak utara,” ungkap seorang pejabat pertahanan AS kepada AFP.
Langkah tersebut dirancang untuk mempersingkat waktu respons yang diperlukan untuk menjangkau beberapa pilot yang terjatuh di wilayah yang dikuasai kelompok ISIS, ungkap beberapa pejabat.
Kru pencarian dan penyelamatan telah berada di Kuwait, namun beberapa pejabat pada Rabu mengatakan bahwa militer tersebut tengah meninjau lokasi untuk perangkat keras setelah kehilangan pilot Yordania tersebut.
Uni Emirat Arab, mengkhawatirkan keselamatan pilotnya, mendesak mereka untuk mengerahkan kembali beberapa pesawat V-22 Osprey di Irak utara.
Uni Emirat Arab menarik diri dari penerbangan serangan udara pada Desember, sesaat setelah pilot Yordania ditangkap oleh ekstremis ISIS setelah pesawatnya, F-16, jatuh di Suriah timur. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...