Yosafat Dwi Kurniawan: Jagat Mode Tetap Menjanjikan
SATUHARAPAN.COM – Perancang busana Yosafat Dwi Kurniawan mulai mendapatkan tempat di jagat mode Tanah Air beberapa tahun belakangan ini. Perancang mode berusia 30 tahun ini, bersama Albert Yanuar, dan Patrick Owen, dipilih penyelenggara Jakarta Fashion and Food Festival 2018, sebagai desainer generasi muda yang membuka pergelaran Fashion Festival 19 April lalu.
Yosafat menampilkan Fall 2018 Collection, mengusung tema “Literalist”. Dalam acara temu pers ia mengatakan koleksi terbarunya itu terinspirasi dari seniman-seniman bergaya minimalis pada tahun 1960-an yang oleh media dijuluki literalist.
Ia menyebut nama-nama seniman Donald Judd, Richard Serra, dan Tony Smith yang menginspirasi koleksinya kali ini. Yosafat menampilkan konsep repetitif, warna-warna mencolok seperti pink, kuning, dan biru, yang menjadi poin kontras dari koleksinya yang didominasi warna abu-abu, warna yang paling sering digunakan para seniman minimalis.
Ia menghadirkan siluet oversized di bagian bahu, yang memberikan kesan masif dalam interaksi tubuh pemakainya dengan garmen itu sendiri. Permainan skala juga menjadi pengalaman visual yang menarik dalam eksplorasi siluet dalam busana.
Yosafat Dwi Kurniawan berharap koleksi ini dapat menjadi jawaban untuk kebutuhan generasi modern masa kini yang membutuhkan busana yang tidak berlebihan, menarik apa adanya, namun tetap memiliki keunikan yang individualis.
Dunia Mode Tetap Menjanjikan
Yosafat mengaku senang dapat tampil di Fashion Fesival Jakarta Fashion ad Food Festival 2018. “Sudah lama tidak tampil di JFFF,” katanya, dalam perbincangan dengan Satuharapan.com.
Walau mengakui dua tahun ini pasar busana jadi sempat lesu, bertarung ketat dengan aktivitas travelling, Yosafat mengatakan dunia mode tetap menjanjikan. Ia bersyukur masih bisa setia berkarya. Selain mengerjakan order uniform untuk perusahaan, ia menjalin kerja sama dengan sebuah retailer yang memberinya kepercayaan untuk memajang koleksinya di pusat perbelanjaan besar di Jakarta. “Saya ingin fokus di ready to wear (busana siap pakai, Red),” kata Yosafat yang menyasar pasar uia 20 – 30 tahun.
“Saya memfokuskan pada produk untuk memuaskan pelanggan, dengan meningkatkan kenyamanan (produk busana) untuk dikenakan,” kata Yosafat, yang alih-alih terjerat melesu, ia justru terlecut mempelajari pemasaran produk secara daring.
Memupuk Kecintaan Sejak Usia Dini
Lahir pada Oktober 1988 dan tumbuh di Pekalongan, Jawa Tengah, Yosafat Dwi Kurniawan telah memupuk kecintaannya untuk desain sejak usia dini, sebelum akhirnya memfokuskan studinya di fashion. Ia adalah lulusan terbaik dari LaSalle College Jakarta pada tahun 2009.
Ia memantapkan pijakan tanpa perlu mengubah namanya, Yosafat Dwi Kurniawan,menjadi nama yang lebih menjual. “Waktu mendaftar untuk memakai nama Yosafat saja sebagai brand, ternyata sudah ada yang memakai nama itu. Jadi, biarlah tetap pakai nama lengkap Yosafat Dwi Kurniawan,” katanya, tertawa, “Toh perancang mode dari Tiongkok juga mempertahankan namanya yang sulit diucapkan, namun orang tetap mengenakan karyanya.”
“Branding penting. Tapi kalau produk dipakai tidak enak, ya percuma,” katanya.
Minatnya yang besar dalam ilmu arsitektur mengilhami garis desain lini busana siap-pakai yang ditandai dengan konstruksi yang ketat namun tetap halus ketika dikenakan.
Ia masuk dalam jajaran generasi pertama dari Indonesia Fashion Forward, program yang digagas Jakarta Fashion Week untuk mengedukasi guna membekali para desainer dengan teori dan simulasi. Program ini digagas Jakarta Fashion Week bekerja sama dengan partner-partner strategis baik dari pihak pemerintahan hingga internasional agar program tersebut dapat memiliki kesinambungan hingga praktik di lapangan.
Karya Yosafat sudah dipublikasikan di berbagai media nasional dan internasional seperti Dewi, Grazia Indonesia, Elle Indonesia, Harper’s Bazaar Indonesia, V Magazine, dan Vogue Italia. Ia juga berkesempatan menampilkan karya di kancah internasional seperti di Bangkok, Beijing, dan Paris.
Dikenal perfeksionis, Yosafat mengembangkan sendiri kain yang ia gunakan dalam seluruh rancangan busananya, dengan bantuan dari perajin kain asal kampung halamannya.
Karya rancangan Yosafat Dwi Kurniwan dapat diperoleh di Central Department Store Ground Floor - Grand Indonesia.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...