Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 16:56 WIB | Jumat, 20 November 2015

Yunani Hadapi Krisis Imigran Perlu Sumber Daya Lebih

Yunani Hadapi Krisis Imigran Perlu Sumber Daya Lebih
Seorang anak menerima bantuan setelah tiba di pulau Lesbos, Yunani, usai menyeberangi Laut Aegea dari Turki bersama pengungsi dan imigran lainnya pada 19 November 2015. Para pemimpin Eropa tengah berupaya untuk melakukan aksi bersama dengan Afrika dalam mengatasi krisis imigran, ketika Slovenia menjadi anggota terbaru Uni Eropa yang membarikade perbatasan. AFP PHOTO/Bulent Kilic
Yunani Hadapi Krisis Imigran Perlu Sumber Daya Lebih
Imigran berjalan menuju tempat pendaftaran pertama dari kepolisian federal Jerman setelah menyeberangi perbatasan Austria-Jerman di desa kecil Simbach, Bavaria, Jerman selatan, 2 November 2015. AFP PHTO/Christof Stache
Yunani Hadapi Krisis Imigran Perlu Sumber Daya Lebih
Imigran dan pengungsi sedang menunggu untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Chios, Yunani, dari Cesme di Provinsi Izmir, Turki pada 4 November. Sekitar 800.000 imigran masuk secara ilegal menuju Uni Eropa sejauh tahun ini, kata kepala badan perbatasan Frontex UE dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Bild Jerman. AFP PHOTO/Bulent Kilic
Yunani Hadapi Krisis Imigran Perlu Sumber Daya Lebih
Di bawah pengawasan tentara Slovenia, pengungsi menunggu untuk menyeberangi perbatasan Slovenia-Austria dari kota Slovenia, Sentilj, pada 6 November 2015. Pemerintah Austria menghadapi kenaikan arus imigran serta dukungan untuk partai sayap kanan yang mengusung aturan ketat pencari suaka di negara UE tersebut. Austria kedatangan sekitar 400.000 imigran sejak September. AFP PHOTO/Rene Gomolj

LESBOS, SATUHARAPAN.COM – Komisioner Kesehatan Uni Eropa (UE) Vytenis Andriukaitis menyatakan pulau Lesbos, Yunani membutuhkan banyak sumber daya untuk menangani krisis ratusan imigran yang setiap harinya mendarat di pulau tersebut, pada hari Kamis (19/11).

Gelombang imigran masih terus berdatangan di pulau Lesbos, Yunani menyeberangi laut Aegea dari Turki bersamaan dengan para pengungsi dan imigran lainnya. Saat ini pemimpin Eropa tengah masih berupaya untuk melakukan aksi bersama dengan Afrika dalam mengatasi krisis imigran setelah Slovenia menjadi anggota baru Uni Eropa yang telah membarikade perbatasannya.

Sementara itu pihak Kroasia menolak permintaan Slovenia untuk mengambil kembali imigran yang melintasi perbatasan kedua negara. Hal itu disampaikan oleh juru bicara kepolisian kepada AFP pada hari Kamis (19/11) kemarin.

Juru bicara kepolisian Kroasia Domagoj Dzigumovic menambahkan “Slovenia meminta kami mendaftarkan kembali 162 orang pada hari Rabu (18/11) malam, merujuk pada penduduk dari negara-negara yang tidak terkena perang”. Dia menambahkan saat ini 162 orang tersebut masih berada di Slovenia dan pihaknya belum memberikan komentar atas keputusan dari pihak Kroasia.

Dzigumovic menyebutkan ada rencana pertemuan untuk menggelar konferensi pers antara koodinator nasional dari kawasan tersebut guna membahas krisis imigran. Sementara Serbia dan Makedonia yang terletak di rute utama jalur para imigran menuju Eropa juga mulai membatasi masuknya imigran. Mereka hanya mengizinkan imigran dari Afganistan, Suriah, dan Irak untuk masuk ke negaranya. (AFP)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home