Zat Gizi Pembentuk Imunitas
SATUHARAPAN.COM - Kita seringkali menyebut imunitas dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pakar hingga awam bicara mengenai imunitas. Apa sih imunitas? Yuk di simak!
Imunitas atau sistem kekebalan tubuh adalah kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, meniadakan kerja toksin atau racun dan faktor virulen lainnya yang bersifat antigenik dan imunogenik. Apa itu antigenik? Antigenik adalah sifat suatu senyawa yang mampu merangsang pembentukan antibodi atau kekebalan spesifik terhadap senyawa tersebut.
Sedangkan imunogenik merupakan sifat senyawa yang dapat merangsang pembentukan antibodi spesifik yang bersifat protektif dan peningkatan kekebalan. Jadi, jika sistem kekebalan kita melemah, kemampuan untuk melindungi tubuh juga berkurang sehingga memungkinkan patogen termasuk virus masuk ke dalam tubuh. Nah, reaksi yang diberikan sel terhadap mikroba atau benda asing yang masuk disebut respon imun. Respon imun akan bekerja terhadap benda asing, yang mengakibatkan sistem imunitas akan mengingat benda asing tersebut dan akan merespon lebih cepat jika terjadi serangan atau paparan kedua.
Lalu, apa hubungannya zat gizi dengan imunitas?
Zat gizi merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi sebagaimana mestinya. Senyawa tersebut terbagi dalam zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak yang merupakan penyumbang energi terbesar bagi tubuh. Sedangkan zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai antioksidan yang mampu memperkuat sistem kekebalan atau daya tahan tubuh.
Nah, dari sini udah kebayang belum zat gizi apa aja yang berfungsi sebagai pembangun imunitas?
Zat gizi mikro yang terdiri dari berbagai vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan zat gizi makro, namun mempunyai peran penting dalam membantu penyerapan zat gizi dan proses metabolisme, menjaga organ tubuh berfungsi normal serta sebagai antioksidan. Sifat antioksidan inilah yang membuat vitamin dan mineral mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia. Vitamin dan mineral yang mempunyai peran sebagai antioksidan diantaranya adalah vitamin A, vitamin E, vitamin C, selenium, zat besi dan zinc.
Peran Vitamin A Sebagai Pembangun Imunitas
Vitamin A mempunyai peran penting dalam memelihara sel epitel yang melibatkan pertahanan fisik, seperti kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, serta bersama dengan sel darah putih untuk menangkap antigen, mengolah dan mempresentasikan ke sel T & selanjunya dapat meningkatkan antibodi.
Vitamin A juga mempunyai peranan dalam sel-sel mukosa saluran cerna. Telah diuraikan oleh Sommer ddan Tarwotjo dan Karyadi et al, hasil penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak yang kurang vitamin A beresiko menderita penyakit saluran pernafasan, mengalami keparahan pada diare, serta berdampak pada penglihatan.
Peran Vitamin E sebagai Pembangun Imunitas
Vitamin E merupakan salah satu vitamin larut lemak yang mempunyai sifat sebagai antioksidan. Vitamin E bekerja sebagai antioksidan karena ia mudah teroksidasi, dengan begitu dapat melindungi senyawa lain dari oksidasi. Dengan sifat inilah, vitamin E merupakan pertahanan utama melawan oksigen perusak, lipid peroksida serta radikal bebas. Radikal bebas merupakan senyawa yang tidak stabil dan cepat bereaksi dengan senyawa lain sehingga membentuk lebih banyak radikal bebas secara berantai, seperti logam berat, asap rokok. Radikal bebas akan menyerang pertumbuhan sel yang mengakibatkan sel mati atau merusak respon ke sel, mutasi sel yang memungkinkan menjadi karsinogenik, serta membuat enzim & protein menjadi tidak aktif. Kerusakan akibat serangan radikal bebas dikaitkan denggan kerusakan jaringan yang ditandai dengan munculnya penuaan dini, kanker, aterosklerosis, dan lain-lain.
Dengan adanya sifat antioksidan dari vitamin E, sel dan komponen tubuh lain akan melindungi dari paparan radikal bebas serta menghentikan reaksi oksidasi yang merusak.
Peran Vitamin C sebagai Pembangun Imunitas
Dalam kehidupan sehari-hari, aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan derajat kesehatan tubuh manusia. Namun, aktifitas fisik yang berat diketahui memicu ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan antioksidan yang ada didalam tubuh (Rusiani et al., 2020). Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin larut air yang berfungsi sebagai antioksidan yang menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kebutuhan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif. Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara radikal bebas yang berlebih dan antioksidan yang kurang.
Peran Selenium sebagai Pembangun Imunitas
Selenium adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, namun berperan penting dalam fungsi biologis. Manfaat utama selenium adalah menghasilkan selenoprotein yang bermanfaat meningkatkan fungsi optimal sistem imun serta berperan besar pada patogenesis berbabagi penyakit, seperti kelainan otot, penyakit kardiovaskular, kelainan neurologis, HIV, kanker, respons alergi, dan penuaan (Kusmana, Felix. 2017)
Secara umum, makanan sumber Selenium ada pada biji-bijian, daging, produk olahan susu, dan juga telur. Asupan selenium yang dianjurkan adalah 55-400 μg/hari. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan selenium berdampak pada penurunan titer IgG dan IgM, mengganggu dan meningkatkan CD4+.
Peran Zat Besi sebagai pembangun imunitas
Mineral lain yang juga sebagai pembangun imunitas ialah zat besi. Seperti yang kita tahu bahwa zat besi erat kaitannya dengan kemampuannya dalma reaksi oksidasi dan reduksi. Dalam hal ini besi berperan penting dalam proses respirasi sel.
Zat besi mempunyai dua protein pengikat besi yaitu transferin dan laktoferin yang dapat mencegah terjadinya infeksi. Kekurangan zat besi berdampak pada reaksi imunitas yang berdampak pada kemampuan untuk membunuh bakteri menjadi terganggu. Sel NK (natural killer) sensitif terhadap ketidakseimbangan besi dan memerlukan jumlah besi yang cukup. Jika tubuh kekurangan zat besi, kemampuan sel NK untuk membunuh bakteri menjadi lebih rendah.
Peran Zinc sebagai Pembangun Imunitas.
Tidak hanya zat besi, kekurangan zinc dalam konsumsi sehari-hari juga menurunkan aktifitas sel natural killer. Peran zinc dalam imunitas mencakup pembentukan antibodi serta pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif yang menyebabkan stress oksidatif. Peran lain dari zinc adalah untuk sintesa protein yang merupakan komponen terbesar dalam pembentukan antibodi.
Kekurangan zinc berimplikasi pada penurunan ketajaman indera perasa, melambatnya penyembuhan luka. Sedangkan pada anak-anak kekurangan zinc menyebabkan gangguan pertumbuhan dan pembentukan IgG.
Kecukupan gizi terutama vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk mempertahankan sistem imunitas. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua vitamin dan mineral tidak dapat disintesa oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan terutama sayur dan buah, serta pangan hewani. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, maka diperlukan konsumsi makan makanan yang seimbang.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...