Acuh Itu Peduli
Kepedulian dapat menggerakkan banyak sumber daya.
SATUHARAPAN.COM – Di tengah Zaman serbasibuk dan instan, sebagian besar orang—sadar atau tidak—lebih fokus kepada diri sendiri. Gaya hidup individualis, yang berfokus hanya kepada diri sendiri ini membutuhkan banyak sumber (dana, waktu, tenaga) untuk memuaskan keinginan hati, dan dapat berdampak pada kurangnya kepedulian kepada orang lain.
Sekelompok mahasiswa dapat tetap asyik dengan gawai kerennya, saat dosennya sedang menjelaskan di depan kelas. Bahkan saat seorang CEO yang notabene begitu sibuk dengan schedule padatnya menyempatkan hadir dan memberi kuliah umum tentang tantangan yang akan dihadapi, sebagian mahasiswa dapat asyik ngobrol dengan temannya.
Cerita senada, dapat terjadi saat setiap orang yang sedang ”kopi darat” asyik menunduk melihat apa yang sedang terjadi di dunia maya. Tak beda dengan orangtua yang—karena asyik dengan gawainya—lupa memberikan quality time bagi keluarganya.
Besar atau kecilnya kepedulian tidaklah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, apalagi pendapatannya, namun pada hatinya. Kepedulian yang besar dapat terpancar dari hati yang tergolong luas. Hati yang memiliki tempat untuk orang lain ada di dalamnya. Hati yang memberikan ruang bagi orang lain ada dalam kehidupannya, apakah dia keluarga, saudara, sahabat, rekan kerja, siapa pun yang dia anggap sesamanya.
Sebaliknya hati yang tergolong sempit, hanya memberikan sangat sedikit ruang untuk orang lain atau bahkan tidak ada sama sekali, selama tidak berdampak untuk dirinya atau kepentingannya sendiri. Hati yang sempit itu sudah penuh dengan urusan dan kepentingannya sendiri, sulit ada ruang untuk yang lain.
Pada masa kini kepedulian menjadi sesuatu yang langka dan, karena itu, begitu berharga. Kepedulian dapat menggerakkan banyak sumber (daya, dana, tenaga) untuk pembangunan suatu tempat ibadah. Kepedulian dapat menolong banyak orang yang didera masalah. Kepedulian kita dapat menjadi jawaban doa bagi orang lain yang sedang bergumul berbagai persoalan. Kepedulian dapat menjadikan lingkungan kita bersih, bebas sampah dan sehat. Kepedulian dapat menghancurkan setiap tembok pemisah, dan merangkul perbedaan.
Pertanyaannya: maukah kita?
Editor : Yoel M Indrasmoro
Pemberontak Suriah: Kami Tak Mencari Konflik, Israel Tak Pun...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin kelompok pemberontak Islamis Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), ...