Anggota Kongres Protes Daftar Kelompok Ekstrimis Agama
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 40 anggota Kongres Amerika Serikat telah menandatangani surat yang meminta Kepala Staf Angkatan Darat membatalkan materi briefing yang digunakan oleh instruktur militer di mana kelompok Kristen evangelis dan kelompok agama lain dikategorikan sebagai kelompok "ekstrimisme agama" di samping Al Qaeda dan Hamas.
Seperti dilaporkan situs christiannewsnetwork, dalam pelatihan tahun lalu di Pennsylvania, dan melibatkan unit Cadangan Angkatan Darat, peserta menerima materi tentang ekstremisme religius di seluruh dunia.
Anggota Kongres Doug Lamborn dari Colorado menulis surat keberatan kepada Kepala Staf Angkatan Darat, John McHugh, yang ditandatangani oleh lebih dari 40 anggota Kongres. Yang ikut menandatangani termasuk anggota kongres dari Kalifornia, Iowa, Georgia, Arizona, Nort Carolina, dan Kansas.
Aliansi Membela Kebebasan (Alliance Defending Freedom / ADF) memperoleh salinan presentasi tersebut dalam format power point. Dalam slide itu berisi daftar 18 kelompok agama yang dijelaskan oleh instruktur sebagai kelompok ekstrimis.
Dalam daftar tersebut disebutkan bahwa Kristen evangelis muncul dalam daftar pertama diikuti Ikhwanul Muslimin, Ultra-Ortodoks Yahudi, sebuah kelompok yang disebut Christian Identity, Al-Qaeda dan Hamas.
Presentasi itu menggunakan informasi dan data yang dikumpulkan oleh The Southern Poverty Law Center, sebuah organisasi yang mengklasifikasikan "kelompok kebencian" di seluruh negeri. Sebelumnya, pusat ini dikecam karena lobi yang dilakukan untuk mengarahkan bahwa kelompok Kristen yang berpegang pada sudut pandang Alkibat tentang lembaga perkawinan sebagai "kelompok kebencian."
Pihak Angkatan Darat AS menyadari adanya masalah ini setelah terungkap ke publik. Juru bicara Angkatan Darat, George Wright, mengatakan kepada wartawan bahwa materi itu tidak didukung oleh militer dan lebih sebagai upaya individu. "Slide ini tidak diproduksi oleh Angkatan Darat dan tentu saja tidak mencerminkan kebijakan atau doktrin kami," katanya. "Ini diproduksi oleh seseorang di luar garis komando."
Wright juga mencatat bahwa slide telah dihapus dari presentasi karena adanya berbagai keluhan, dan presenternya yang tetap tidak disebutkan namanya, telah meminta maaf. Namun anggota Kongres itu meminta John McHugh meminta maaf secara resmi.
"Kami sangat prihatin dan belajar dari kasus pelatihan Angkatan Darat yang menyampaikan daftar termasuk Katolik, Kristen evangelis, Muslim Sunni dan beberapa orang Yahudi dalam kategori 'ekstrimisme agama' bersama dengan kelompok-kelompok seperti Al Qaeda, Hamas dan KKK," tulis Lamborn dalam surat tersebut. "Hal ini mengejutkan dan bersifat ofensif. Kami mendesak Anda untuk segera membatalkan pengarahan ini."
Lamborn menghargai upaya Angkatan Darat untuk mengisolasi masalah tersebut, dan berharap kasus serupa tidak terulang. Dia menyatakan bahwa kekerasan selalu dikutuk, namun tidak setiap agama harus dicap sebagai ekstrimis karena tindakan beberapa orang anggotanya.
"Bangsa kita perlu memiliki percakapan untuk jujur tentang ekstremisme agama, dan perlu mengupayakan untuk menghindari kekerasan agama. Namun demikian, memberi label pada agama-agama utama di dunia sebagai ekstremis adalah salah dan menyakitkan,” kata Lamborn.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...