Boko Haram Operasikan Kamp Pelatihan Tentara Anak
NIGERIA, SATUHARAPAN.COM – Kelompok teroris Boko Haram di Nigeria diduga keras mengelola kamp pelatihan tentara anak-anak, setelah sejumlah gambar mengejutkan muncul di jaringan internet.
Dalam salah satu foto, terlihat anak-anak membawa senapan serbu AK-47, mereka mengenakan pakaian warna gelap dengan turban diikatkan di kepala. Sebagian besar anak memegang senapan serbu sungguhan. Hal itu diduga keras sebuah kamp pelatihan tentara anak yang dioperasikan oleh Boko Haram.
Menurut majalan Newsweek, al-Urwah al-Wuthaqa, media yang secara luas diyakini terkait organisasi teroris Nigeria itu yang menerbitkan serangkaian gambar secara online yang menggambarkan anak-anak dilatih untuk menjadi militan. Foto lain menunjukkan anak-anak berpose dengan senjata mereka, kata Newsweek.
Menurut pakar politik Universitas Northwestern Profesor Max Abrahms, Boko Haram kini merekrut anak-anak ke dalam kelompoknya untuk secara massal meningkatkan keanggotaannya. "Organisasi teroris memiliki kekuatan dalam jumlah. Semakin banyak anggota dalam kelompok, semakin besar kemampuan. Ada korelasi antara jumlah anggota kelompok teroris dan kemampuannya untuk menimbulkan pertumpahan darah," kata Abrahms yang dikutip Christian Today.
Profesor itu menambahkan bahwa kelompok teroris akan merekrut anak laki-laki, bahkan perempuan dalam upaya untuk "mengumpulkan anggota sebanyak mungkin."
Andrew Noakes, koordinator Jaringan Keamanan Nigeria, juga mengatakan bahwa anak-anak yang dimasukkan ke dalam organisasi itu adalah taktik brutal Boko Haram akibat mereka "terasing" dari penduduk setempat di wilayah timur laut Nigeria.
Noakes menjelaskan kepada Newsweek bahwa anak-anak bermain peran dalam operasi yang sebenarnya. "Boko Haram sering menggunakan tentara anak-anak yang direkrut secara paksa untuk membangun gelombang pertama serangan, sebelum mengirim para pejuang yang lebih berpengalaman untuk menyelesaikan operasi," katanya.
Boko Haram bukanlah kelompok teroris pertama yang meningkatkan keanggotaannya dengan tentara anak-anak. Bulan lalu, Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) merilis rekaman pelatihan pejuang anak-anak melalui akun media sosial diduga berafiliasi dengan organisasi ekstrimis.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...