Bom Bunuh Diri di Nigeria, Pelaku Anak Perempuan
MAIDUGURI, SATUHARAPAN.COM – Ekstremisme yang merenggut hak hidup manusia kembali terjadi di Nigeria. Setidaknya 19 orang meninggal dalam ledakan bom di sebuah pasar yang ramai di timur laut kota Nigeria Maiduguri, dengan beberapa laporan yang menunjukkan seorang gadis muda menjadi sumber ledakan tersebut.
Ledakan kuat mengguncang sebuah pasar di Maiduguri pada Sabtu (10/1) sekitar pukul 12:40 waktu setempat (18.40 WIB), sementara pembeli dan pedagang sedang ramai melakukan aktivitas jual-beli.
Maiduguri sebelumnya memang sering diserang bom karena terletak di jantung pemberontakan militan Islam Boko Haram. Pasar itu telah dua kali diserang para pelaku bom bunuh diri akhir tahun lalu.
Kekejaman terbaru ini datang sepekan setelah serangan besar dilakukan militan Boko Haram di kota nelayan Baga, juga di negara bagian Borno, yang menggambarkan pembantaian mematikan dalam sejarah kelompok pemberontak Islam.
Amnesty International mengatakan kota itu hancur. Sebanyak 2.000 orang menjadi korban dan berpotensi untuk terbunuh. Sementara itu, 20.000 lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman Maiduguri. Ashiru Mustapha, saksi serangan itu mengatakan kepada kantor berita AFP bahan peledak diledakkan oleh seorang gadis muda yang sebelumnya digeledah di pintu masuk pasar.
“Gadis itu berusia sekitar 10 tahun dan saya ragu apakah dia benar-benar tahu apa yang diikatkan di tubuhnya. Bahkan, dia digeledah di pintu masuk pasar dan detektor logam menunjukkan bahwa dia membawa sesuatu. Tapi sayangnya, ledakan terjadi sebelum dia terisolasi,” kata seorang saksi mata.
Juru bicara polisi Borno Negara Gideon Jubrin mengatakan 19 orang meninggal dan 18 lainnya luka-luka. Sementara dalam pasar tersebut terdapat lebih dari 2.000 orang. Mereka memperingatkan jumlah korban meninggal bisa meningkat.
Seorang pejabat Palang Merah mengatakan kepada AFP, “Banyak orang menderita luka-luka yang terancam jiwanya.”
Boko Haram Bunuh Ribuan Orang
Boko Haram, yang namanya berarti “pendidikan Barat adalah dosa”, dituduh telah menewaskan ribuan orang dalam lima tahun ini. Mereka telah menguasai sejumlah wilayah luas di Borno dan menyebutnya sebagai khalifah Islam.
Sebelumnya, dua orang juga meninggal akibat sebuah mobil meledak di kantor polisi di Potiskum, juga di timur laut Nigeria, lapor AFP.
Ledakan itu terjadi di sebuah fasilitas yang dekat dengan area Command Potiskum dan melibatkan pengemudi kendaraan yang sebelumnya telah menimbulkan kecurigaan di sebuah pos pemeriksaan di luar kota.
“Polisi dan sopir telah dikonfirmasi meninggal, namun perincian korban lainnya tidak jelas belum.”
Kota ini menjadi sasaran serangan oleh militan Boko Haram November lalu, ketika seorang pengebom bunuh diri menyamar menggunakan seragam sekolah dan meledakkan dirinya saat apel pagi sebelum pelajaran di Sekolah Menengah Pemerintah. Serangan menewaskan 58 orang.
Pertempuran juga terjadi Baga, sebuah kota di perbatasan Chad di mana pemberontak merebut sebuah pangkalan militer pada 3 Januari silam dan menyerangnya lagi pada pekan lalu.
Bupati Baba Abba Hassan mengatakan sebagian besar korban adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua yang tidak bisa berlari kencang ketika pemberontak terjadi di Baga. Militan meluncurkan roket granat dan menembakkan senapan pada warga kota.
“Pembantaian manusia yang dilakukan oleh militan Boko Haram di Baga sangat besar,” kata juru bicara Muhammad Abba Gava kepada Associated Press.
Sementara itu Amerika Serikat mengutuk kekerasan yang meningkat di Nigeria.
“Amerika Serikat mengutuk eskalasi terbaru dari serangan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh Boko Haram, yang menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai kehidupan manusia. Mereka harus bertanggung jawab,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan Jumat (10/1) malam. (theguardian.com)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...