Gizi: Kebutuhan yang Terabaikan
Tentu tak ada orangtua tega melihat anak-anaknya sering sakit hanya karena malnutrisi akibat gizi terabaikan.
SATUHARAPAN.COM – Tetangga saya hampir tiap pagi bikin sarapan dengan mi instan, baik untuk sarapan yang mau pergi kerja maupun sarapan anak-anaknya. Alasannya sederhana: praktis dan singkat waktu. Hanya dalam lima menit hidangan tersedia, panas-panas dan siap santap. Yang penting cepat waktu, perut terisi, dan bisa berangkat tidak telat. Soal gizi nomor sekian. Padahal, gizi atau nutrisi yang terkandung dalam setiap makanan yang dikonsumsi memang menjadi syarat bagi terpeliharanya kesehatan dalam kelangsungan hidup manusia.
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa 25 Januari adalah Hari Gizi dan Makanan Nasional, dan tahun 2015 ini merupakan ulang tahun hari gizi yang ke-55. Telah 55 tahun soal gizi diangkat dan ditawarkan menjadi kebutuhan yang semestinya terpenuhi seluruh rakyat. Karena dengan gizi yang baik derajat kesehatan masyarakat akan meningkat dan rakyat sehat. Kalau sehat kerjanya produktif, penghasilan meningkat, hidup sejahtera. Itulah mata rantai yang berawal dari gizi yang sehat dan tercukupi.
Sayang, sampai saat ini belum semua orang mendapatkan gizi yang baik atau menjadikannya kebutuhan. Ada yang karena kemiskinannya hanya bisa makan seadanya dan itu pun tidak pasti. Ada yang kaya dan mampu beli makanan, tetapi salah konsumsi. Yang dimakan justru yang tinggi kolesterol, namun rendah gizi. Ada pula yang makan sekenanya akibat tidak memiliki cukup pengetahuan tentang gizi yang sehat.
Seiring perkembangan zaman, manusia hidup dalam kultur buru-buru, apa-apa ingin serbapraktis serbacepat, termasuk soal makanan. Sehingga, jadilah habit seperti tetangga saya tadi.
Sayang memang karena terbiasa terbelenggu dengan kondisi seadanya, ingin praktis, singkat, akhirnya masalah kebutuhan makanan sehat sering terabaikan, sebagai gantinya lari ke yang instan atau seadanya. Sementara pilihan jenis bahan makanan yang masih mengandung nilai gizi baik masih banyak yang bisa dipilih, apalagi memasak sendiri tambah satu poin lagi: higienis. Tentu tak ada orangtua tega melihat anak-anaknya sering sakit hanya karena malnutrisi akibat gizi terabaikan.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...