Habibie Yakin MH370 Meledak di Udara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan presiden sekaligus ahli kedirgantaraan Indonesia, Prof Dr BJ Habibie Dpl Ing, meyakini Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 meledak di udara di atas ketinggian 33.000 kaki dari permukaan laut (lebih kurang 10 kilometer).
“Saya yakin pesawat yang dicari itu tidak akan ditemukan, karena pesawat terbang itu meledak berkeping-keping di atas ketinggian 10 kilometer,” kata Habibie, di Jakarta, Kamis (20/3).
Dia memprediksi ledakan itu disebabkan kebocoran tangki bahan bakar yang ada di sayap pesawat. Namun, tambah dia, penyebab utama ledakan dapat diketahui dari kotam hitam (black box) pesawat tersebut.
“Saya tidak bisa katakan apakah disebabkan dari sayap atau mesin pesawat karena kasihan pada pihak yang membuat komponen tersebut,” ujarnya.
Habibie memperkirakan pilot tidak sempat menyampaikan terjadinya ketidakberesan dalam pesawat tersebut karena dalam waktu singkat harus mencari lapangan terdekat untuk mendaratkan pesawat.
“Namun, dia (pilot) baru melihat deteksi pada monitor lalu meledak. Mungkin karena itu, pilot tidak sempat mengontak dan tidak sempat melaporkan kondisi SOS,” ujarnya.
Habibie menilai kalau spekulasi pesawat berubah arah kemungkinan besar pilot melihat pada “board glass” ada informasi mengenai sesuatu yang tidak beres di pesawat.
Namun, kata dia, apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat tersebut bisa diketahui dari kotak hitam, sehingga harus ditemukan terlebih dahulu.
Menurut Habibie, apabila analisisnya benar, yaitu meledak di udara, maka keping pesawat akan terlempar ke berbagai arah.
“Apabila pesawat itu meledak di ketinggian 10 kilometer, maka berkeping-keping dan terlempar tidak satu arah,” katanya.
Pesawat Malaysia Airlines pada Sabtu (8/3) dikabarkan menghilang saat terbang dari Malaysia menuju Beijing, Tiongkok. Dalam perkembangannya banyak spekulasi yang bermunculan.
Pemerintah Malaysia dalam perkembangannya meyakini pesawat tersebut dibajak dengan mempertimbangkan beberapa indikator. Pemerintah Malaysia menilai ada tindakan sengaja dalam pesawat itu mematikan transponder.
Ada dua kemungkinan pesawat itu mengakhiri penerbangannya, pertama di koridor utara yaitu di wilayah Kazakhstan dan Turkmenistan. Kedua kemungkinan di koridor selatan yaitu sekitar perairan Samudra Hindia dan Indonesia.
Sejauh ini sudah ada 26 negara yang ikut terlibat dalam pencarian pesawat tersebut.
Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro pada Rabu (19/3) menegaskan radar militer Indonesia yang ditempatkan di Sabang, NAD, tidak mendeteksi ada pesawat MH-370 yang melintasi wilayah Indonesia. (Ant)
Bahaya Aneurisma Otak dan Cara Penanganannya
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM - Dokter Subspesialis Aneurisma Mardjono Tjahjadi dari Mandaya Royal Hosp...