Indonesia Kembali Menghadapi Krisis Nasionalisme
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia kembali menghadapi krisis nasionalisme. Direktur Eksekutif Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Mohammad Monib menceritakan pengalaman ICRP mengunjungi beberapa sekolah keagamaan yang mulai kehilangan rasa nasionalismenya.
Misalnya dalam kunjungan ke beberapa sekolah berbasis agama di Bogor dan Bekasi November 2013, ICRP menemukan adanya penurunan rasa nasionalisme.
Sekolah secara sengaja meniadakan upacara bendera yang rutin diadakan setiap Senin karena mengharamkan pemberian hormat terhadap bendera merah-putih, serta menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya.
Sayangnya, instansi berwenang malah terkesan membiarkan, bukan justru memberikan pembinaan pada sekolah-sekolah tersebut.
“Ini persoalan serius kebangsaan dan nasionalisme kita. Karena itu (bendera dan lagu kebangsaan) adalah bentuk apresiasi terhadap perjuangan kemerdekaan yang diraih dengan susah dan penuh air mata, bahkan dengan darah dan nyawa,” tegasnya lagi.
Wikipedia mencatat berbagai pemberontakan yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia dan pernah menjadi ancaman disintegrasi bangsa.
Misalnya saja pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang digagas oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Pemberontakan lainnya terjadi di Maluku Selatan dengan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS), di tanah Pasundan dengan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), dan beberapa aksi pemberontakan lainnya.
Disintegrasi adalah salah satu bentuk krisis nasionalisme yang mengancam kesatuan Indonesia.
Dan kini krisis nasionalisme kembali mengancam Indonesia, tidak lagi berupa pemberontakan, melainkan hilangnya rasa bangga dan penghayatan atas sejarah perjuangan Indonesia.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...