Jakarta-FSKN Adakan Pergelaran Agung Keraton se-Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) akan mengadakan Pagelaran Agung Keraton se-Dunia (World Royal Heritage Festival) pada 5-8 Desember di Selasar Tugu Monumen Nasional (Monas).
Acara ini menyajikan beragam acara, yakni lokakarya, pameran produk keraton, festival kuliner, kirab, hingga pergelaran budaya. Acara yang direncanakan digelar setiap dua tahun sekali tersebut menelan biaya Rp 20 miliar.
Gubernur DKI, Joko Widodo memastikan dirinya beserta Wakil Gubernur, Basuki Tjahaja Purnama, hadir meramaikan acara perdana itu. “Kami akan ikut, saya dan Pak Ahok (Basuki) mengenakan pakaian Raja Jayakarta,” kata Jokowi, Kamis pagi (5/12).
Hingga saat ini, beberapa kerajaan mancanegara sudah delapan negara mengonfirmasi keikutsertaan, antara lain Filipina, Norwegia, Swedia, Jepang, Brunei Darussalam, Malaysia, Inggris, dan Singapura. Joko Widodo yakin Indonesia tidak kalah dengan negara-negara sahabat itu. “Semua kerajaan juga ingin memperlihatkan kekayaan keraton mereka, tapi kita, saya kira yang paling besar dan tidak kalah,” kata dia.
175 Keraton
Sebelumnya, Gubernur mengungkapkan tentang rencana festival keraton ini. “Tanggal 5 - 8 Desember akan berkumpul 165 keraton Nusantara dan 10 keraton dari negara sahabat,” ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Selasa (3/12).
Menurut dia, kegiatan ini diselenggarakan di Jakarta karena statusnya sebagai ibu kota negara Indonesia.
“Kegiatan meliputi seminar, pameran barang-barang benda pusaka, pergelaran tarian dan makanan berasal dari keraton serta ditutup dengan kirab yang mengelilingi Monas, Jalan Medan Merdeka Timur, Utara, lalu masuk lagi,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Joyonagoro mengatakan pihaknya mengapresiasi Gubernur DKI Jakarta yang telah berbesar hati mau menyelenggarakan Pagelaran Agung Keraton se-Dunia (World Royal Heritage Festival).
“Misi kami adalah mengenal kembali sejarah kita bahwa sebelum negara ini merdeka ada keraton-keraton yang melebur diri untuk menjadi NKRI, dan sumbangsih keraton adalah melahirkan kearifan, adat, budaya maupun moral,” ujar dia.
Ia mengatakan pentingnya memperhatikan arti jati diri dari sebuah bangsa karena kalau mengabaikannya maka menjadi negara lain.
“Manakala kita tidak memperhatikan sungguh-sungguh arti jati diri maka kita menjadi negara lain. Jangan lupakan dasar dari berbangsa adalah adat dan budaya, dasar negara dan berbangsa adalah momen yang tak bisa dipisahkan,” kata dia.
Ia mengharapkan Pagelaran Agung Keraton se-Dunia ini menghasilkan sesuatu yang luar bisa dan memberikan sumbangsih bagi Indonesia.
Acara tersebut memiliki berbagai rangkaian antara lain prosesi acara pembukaan, seminar, pameran, pergelaran budaya, kirab budaya maupun gala dinner.
Kegiatan ini akan diikuti oleh peserta dalam negeri yang terdiri dari kerajaan, kasunanan, kasultanan, penglisir, pemangku adat dari seluruh Indonesia serta peserta luar negeri dari 10 negara.
Kesebelas negara tersebut antara lain Jepang, Norwegia, Denmark, Swedia, Inggris, Portugal, Afrika Selatan, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Filipina. (Ant)
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...