Konsumerisme Membuat Orang Berpikir Pendek
JAKARTA, SATUHARPAN.COM - Budaya konsumerisme adalah budaya kontemporer yang membuat orang berpikir pendek. Demikian dikatakan Karlina Supelli dari dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.
Dia mengatakan bahwa "wabah" konsumerisme yang hinggap pada generasi muda sengaja diciptakan oleh kaum kapitalis atau pemilik modal.
"Konsumerisme sengaja diciptakan untuk proses pemasaran barang-barang milik kapitalis," kata Karlina dalam acara seminar kebudayaan dan pendidikan yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Jakarta, hari Rabu (4/12).
Pemerintah, lanjut dia, tidak bisa menghentikan budaya konsumerisme, karena penyediaan barang-barang tersebut tidak bisa dihentikan.
Namun ada upaya yang bisa dilakukan. "Caranya adalah melatih hasrat, mana yang perlu dan mana yang tidak. Kita belanja apa yang perlu, bukan apa yang kita mau dan ingin, sehingga terhindar dari konsumerisme," kata dia.
Namun sayangnya, kata dia, generasi muda sekarang sulit untuk melatih hasrat. "Orangtua harus melatih anaknya untuk belanja yang dibutuhkan saja," kata dia menjelaskan.
Budaya konsumerisme, lanjut dia, termasuk dalam budaya kontemporer yang melahirkan generasi berpikiran pendek. Generasi yang menyerap budaya Barat sebagai gaya hidup, bukan dalam pola pikir dan rasionalitasnnya.
Misalnya saja, kata dia, masuknya dunia digital hanya sekadar gaya hidup pada generasi muda, bukan berpikir bagaimana perangkat itu tercipta.
"Akibatnya yang terjadi internet hanya jadi ajang untuk pelesiran bukan untuk mencari ilmu pengetahuan," kata dia menjelaskan. (Ant)
KIPMI: Vaksin Program Nasional Tidak Mengandung Babi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pembina Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia (KIPMI) dr. Ra...