Presiden Turki Merasa Sebagai Pemimpin Terisolasi
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa dia merasa terisolasi dari antara pemimpin dunia. Namun dia menyebutkan bahwa para pemimpin lain yang ''iri kepadanya,'' untuk membaca pikirannya.
Ini adalah untuk pertama kali Erdogan mengakui bahwa dia merasa sebagai politis yang 'terisolasi', kata laporan media setempat hari Selasa (17/2).
Berbicara kepada sejumlah wartawan setelah tur ke Amerika Latin, Erdogan mengatakan bahwa dia menjadi "vokal" ketika membahas isu-isu regional dan membuat dia menjadi "target kritik," lapor Cihan News.
Namun Erdogan mengisyaratkan bahwa hal itu tidak masalah sejauh orang-orang Turki menjaga dukungan mereka padanya.
"Saya tidak peduli tentang menjadi sendirian di mata dunia. Yang penting adalah bagaimana orang melihat saya. Kami melihat (bagaimana orang melihat saya) selama pemilihan presiden di mana orang memihak saya. Dan tidak ada isolasi ketika Anda mengetahui rakyat negara lain juga.’’
"Mungkin ada isolasi pada tingkat pemimpin, tapi tidak apa-apa, selain karena rasa iri," kata Erdogan, dalam sambutannya yang dipublikasikan di beberapa harian Turki pada hari Minggu (15/2).
Presiden Turki itu menyebutkan hubungannya dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sebagai contoh isolasi politik. Dia ingat bagaimana hubungannya dengan Obama "sangat baik pada awal" tapi kemudian banyak hal berubah.
"Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Obama ketika dia pertama kali berkuasa. Kami bahkan bertemu di Gedung Putih sebagai sebuah keluarga. Itu pertemuan satu-satunya. Setelah semua pembicaraan ini, kita melihat bahwa hal-hal mulai berkembang dengan cara yang berbeda, yang saya tidak bisa mengerti," kata Erdogan.
Baru-baru ini, Erdogan secara terbuka mengkritik Obama karena tidak berbicara tentang penembakan yang menewaskan tiga siswa Muslim pekan lalu di North Carolina.
Ketika ditanya apakah sambutannya terlalu kritis terhadap Obama, Erdogan menjawab, "Saya tidak tahu apakah Anda menemukan pernyataan saya yang keras atau lembut. Tapi ini tidak dapat diterima. Kami tidak akan tinggal diam, jika insiden tersebut terjadi di negara kita. Ini merupakan persyaratan untuk kemitraan strategis."
Dalam hal yang sama, Erdogan juga mengangkat situasi di Mesir, dia mempertanyakan mengapa dunia "tidak berbicara menentang" Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi.
Erdogan terus menyerang Barat yang mendukung Sisi, yang berkuasa setelah memimpin tentara untuk menggulingkan Presiden Mohammad Morsi dari kelompok Islamis.
Turki dikenal sebagai pendukung kelompok dan gerakan yang kini dilarang di Mesir dan sejumlah negara lain, Ikhwanul Muslimin, organisasi alas dan pendukung Morsi.
Erdogan telah tak henti-hentinya mengecam penggulingan Morsi, dan mengatakan hal itu adalah "kudeta" yang diatur oleh Sisi. "Ketika Anda berbicara tentang masalah ini, Anda ditinggalkan sendirian, tapi tidak di mata rakyat," kata Erdogan.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...