122 Warga Pakistan Tewas Akibat Gelombang Hawa Panas
KARACHI, SATUHARAPAN.COM - Gelombang hawa panas di Kota Karachi dan sejumlah distrik lain di Provinsi Sindh, Pakistan selatan menewaskan sedikitnya 122 orang, menurut laporan otoritas kesehatan setempat, Minggu (21/6).
“Sejak Sabtu 114 orang tewas di Karachi dan dan delapan orang di tiga distrik di Sind,” ujar kepala dinas kesehatan provinsi Saeed Mangnejo.
Ia mengatakan pemerintah provinsi menetapkan keadaan darurat di semua rumah sakit, membatalkan cuti dokter dan staf kesehatan lainnya serta meningkatkan pasokan obat-obatan.
Suhu di kota pelabuhan Karachi mencapai 45 derajat Celsius pada Sabtu (20/6), hanya terpaut dua derajat dari rekor 47 derajat Celsius pada Juni 1979.
Dr Seemin Jamali, kepala departemen UGD Jinnah Hospital, mengatalan lebih dari 100 orang mengembuskan napas terakhir akibat gelombang hawa panas di rumah sakit tersebut.
“Pasien korban gelombang panas dibawa ke rumah sakit dengan kondisi demam tinggi, tidak sadar diri, dehidrasi, dan kejang-kejang. Mereka semua meninggal akibat gelombang hawa panas,” katanya.
Menurut badan meteorologi Pakistan mengatakan suhu kemungkinan akan turun dalam beberapa hari mendatang, namun dokter menganjurkan agar warga dapat menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dan mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan katun.
“Cuaca sangat panas dan lembap akan berlanjut pada Senin (22/6). Namun, cuaca diperkirakan membaik pada Selasa (23/6),” kata badan meteorologi Pakistan.
Suhu yang begitu tinggi diperparah dengan seringnya pemadaman listrik yang memicu unjuk rasa di sejumlah daerah di Karachi, kota dengan total penduduk 20 juta jiwa.
Pemadaman listrik melumpuhkan sistem pasokan air karena menghambat distribusi jutaan galon air kepada konsumen. (bbc.com/Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...