14 Korban dalam Penembakan di California
CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM – Polisi melaporkan, pada hari Rabu (2/11), dua tersangka tewas setelah penembakan yang mereka lakukan di sebuah pusat pelayanan sosial di San Bernardino, California. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 14 orang dan 17 orang lainnya terluka.
Dua tersangka yang tewas berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Setelah kejadian penembakan, polisi menyusup ke sebuah rumah di dekat Redlands, yang merupakan tempat tujuan tersangka setelah kabur dengan mobil SUV. Polisi mengejar dan menembaki mobil SUV tersebut dan membunuh dua tersangka.
Burguan menegaskan bahwa tersangka ketiga melarikan diri dari SUV dan kini telah berada di tahanan, meskipun belum jelas apakah tersangka ketiga ini juga melakukan penembakan.
Salah satu petugas mengalami luka-luka.
Penembakan itu terjadi hari Rabu pagi di Inland Regional Center, sebuah tempat yang menampung penyandang cacat. Menurut halaman Facebook pusat, tempat itu memiliki hampir 670 karyawan dan melayani 30.200 penyandang cacat.
Menurut KTLA, dengan bersenjata dan mengenakan topeng, tersangka menyerbu ruangan pusat di mana upacara penghargaan terhadap karyawan sedang berlangsung.
“Tiga tersangka tersebut terlihat sangat siap dalam melakukan penembakan, seperti sudah berada di bawah suatu misi," kata Burguan dalam konferensi pers, Rabu sore.
Burguan menjelaskan, dari hasil penyelidikan juga ditemukan adanya perangkat yang mungkin saat itu juga meledak, kru bom saat ini masih bekerja untuk menyelidiki dan menetralisir itu.
Sekitar pukul 01:00, karyawan-karyawan yang beberapa telah berada di kursi roda dikawal keluar dari gedung untuk diamankan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat menaiki bus sekolah. Kendaraan polisi dan sejumlah lembaga telah memenuhi gedung itu.
Lima pasien dirawat di Arrowhead Regional Medical Center, menurut salah satu pejabat. Seorang juru bicara di rumah sakit Loma Linda University mengatakan mereka menerima lima pasien, semua orang dewasa. Dua di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Penembakan dan pembantaian massal di Amerika Serikat juga pernah terjadi pada tahun 2012 di Sekolah Dasar Sandy Hook, Newton, Connecticut, yang menewaskan 28 orang.
“Semua sekolah di San Bernardino dihentikan segala kegiatannya demi keamanan,” kata salah seorang juru bicara kota kepada The Huffington Post.
Dia menambahkan, semua sekolah dijadwalkan untuk memberhentikan siswa pada waktu normal, kecuali Sekolah Dasar Dominguez, karena berada sangat dekat dengan pengawasan polisi.
San Bernardino adalah kota yang berpenduduk lebih dari 215.000 orang, letaknya sekitar satu jam, sebelah timur dari Los Angeles.
Salah satu karyawan dari Inland Regional Center yang dievakuasi mengatakan kepada The Huffington Post bahwa penembak menyembunyikan wajah mereka. "Para penembak mengenakan topeng dan penembakan terus terjadi pada saat itu," katanya.
Frank Montes, seorang karyawan Inland Regional Center, mengaku sedang berada di luar gedung selama jam istirahat sampai dia mendengar suara tembakan dari dalam gedung. Dia mengatakan ada tiga penembak mengenakan pelindung tubuh dan senapan mesin.
Dia mengatakan orang-orang yang dilayani oleh Inland Regional Center sebenarnya juga akan berada di gedung.
"Ya Tuhan, pasti ada setidaknya 100 mobil polisi," kata Serrano, 44 tahun, mengatakan kepada The Huffington Post.
Serrano mengatakan dia tidak takut karena sudah banyak polisi di sana, tetapi ia terus melihat korban-korban yang meninggalkan Inland.
"Saya telah melihat orang-orang diusung masuk ke ambulans," katanya.
Terry Pettit mengatakan, putrinya, Holly terjebak di dalam gedung selama kejadian penembakan. Dia mengatakan kepada KABC-TV bahwa ia menerima pesan teks dari anaknya agar didoakan karena masih terjebak di dalam gedung.
"Dia berlindung di bawah mejanya dan akan dievakuasi," kata Terry Pettit kepada The Huffington Post. Dia menambahkan bahwa Holly tidak terluka saat penembakan, tetapi terguncang.
"Ketika saya pertama kali mendengar tentang penembakan, saya langsung berlari. Saya benar-benar tidak percaya peristiwa itu benar-benar nyata terjadi, bahkan ketika telah banyak polisi di mana-mana," kata David Johnson, yang tinggal di dekat lokasi penembakan.
“Kota San Bernardino memiliki tingkat kejahatan dan pembunuhan yang mengerikan,” ia menambahkan.
Presiden Barack Obama telah diberitahu tentang situasi ini oleh Penasihat Keamanan Dalam Negeri, Lisa Monaco, dan telah diminta untuk menerima perkembangan informasi di tempat kejadian peristiwa, menurut seorang pejabat Gedung Putih.
Gubernur California, Jerry Brown, juga telah diberitahu dan memonitor keadaan kantornya.
FBI dan Biro alkohol, tembakau, senjata api, dan bahan peledak, mengatakan mereka mengirim agen untuk membantu polisi San Bernardino.
Lokasi penembakan berada sekitar dua blok dari pusat Planned Parenthood, tetapi Eric Ferrero, Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Biro tersebut, mengatakan "tampaknya sama sekali tidak ada keterkaitannya dengan kejadian sebelumnya di Planned Parenthood."
"Kami menunggu informasi lebih lanjut,” katanya.
Sebelumnya, seorang penembak telah menjadikan klinik Planned Parenthood sebagai target penembakan massal pekan lalu di Colorado, dan menewaskan tiga orang. (huffingtonpost.com/feb)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...