PBB Desak Bantuan untuk Wanita di Zona Perang
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Jutaan perempuan dan gadis yang terkena dampak konflik di seluruh dunia membutuhkan layanan kesehatan seksual dan reproduksi sebagai hak asasi dasar, ungkap Dana Penduduk PBB (UNFPA) pada Kamis (4/12).
Badan tersebut memohon peningkatan bantuan bagi perempuan di zona perang atau daerah bencana dalam laporan State of the World Population tahunannya.
“Kesehatan dan hak-hak perempuan dan remaja sebaiknya tidak diperlakukan seperti sebuah renungan dalam respons kemanusiaan,” kata direktur eksekutif UNFPA Babatunde Osotimehin.
“Bagi perempuan hamil yang akan melahirkan, atau gadis remaja yang selamat dari kekerasan seksual, layanan untuk menyelamatkan jiwa sepenting memberikan bantuan air, makanan dan tempat tinggal,” katanya.
Dari 100 juta orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di dunia saat ini, sekitar 26 juta orang adalah perempuan dan gadis remaja di tahun-tahun masa subur mereka.
“Memiliki saran untuk mencegah kehamilan dan selamat dari kekerasan seksual—ini adalah hak asasi dasar,” kata Osotimehin.
Keselamatan perempuan dan gadis dalam sebuah krisis tergantung pada akses layanan kesehatan dasar seperti bidan atau pencegahan HIV, ungkap laporan berjudul Shelter from the Storm.
Tiga dari lima kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara dalam kondisi krisis.
Setiap hari, 507 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan dalam keadaan yang rentan.
UNFPA berpendapat bahwa membangun layanan kesehatan bagi perempuan penting untuk membantu negara memulihkan diri dari perang dan bencana alam. (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...