DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
08:58 WIB | Kamis, 29 Januari 2015
14.000 Warga Nigeria Melarikan Diri ke Chad
LIBREVILLE, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 14.000 orang melarikan diri dari kekerasan Boko Haram di timur laut Nigeria menuju negara tetangganya Chad sejak awal 2015, menurut laporan Perserikatan Bangsa Bangsa, Rabu (28/1).
Laporan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) menyatakan kedatangan rata-rata 774 orang per hari, dan mengatakan pihaknya memperkirakan 30.000 pengungsi tiba di negara itu tahun ini.
"Komunitas kemanusiaan itu yakin bahwa bahwa meningkatkan arus itu diperkirakan terkait masalah keamanan - peningkatan serangan oleh Boko Haram di bagian utara Nigeria serta ketegangan yang mungkin terjadi sebelum pemilu," menurut laporan itu.
Rakyat Nigeria akan mengikuti pemungutan suara pada 14 Februari dengan Presiden Goodluck Jonathan berupaya mengamankan masa jabatannya empat tahun untuk kedua kalinya.
Pertumpahan darah di timur laut Nigeria telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, memunculkan pertanyaan tentang keamanan untuk pemilihan umum itu.
Hari Minggu (25/1), pemberontak Boko Haram menguasai kota Monguno dan pangkalan militer dekat Danau Chad di timur laut Nigeria setelah terjadi bentrokan sengit dengan tentara Nigeria.
Chad telah meminta negara-negara di kawasan itu untuk membentuk koalisi yang lebih luas untuk melawan kelompok garis keras tersebut.
Negara ini telah mengerahkan tentaranya di sepanjang perbatasannya dan mengirim kontingen tambahan ke Kamerun.
Presiden Chad Idriss Deby juga telah menyatakan niat untuk merebut kembali kota strategis Nigeria Baga dari tangan Boko Haram, yang terletak di Danau Chad.
Lebih dari 13.000 orang telah terbunuh sejak awal pemberontakan Boko Haram pada tahun 2009 di Nigeria dan hampir 1,5 juta orang telah kehilangan tempat tinggal.
Perlu Dukungan Internasional
Seorang komandan militer Amerika Serikat (AS), Selasa, memperingatkan bahwa upaya untuk melawan "Boko Haram" membutuhkan upaya internasional yang "besar".
Hal itu disampaikannya saat merujuk pada reaksi Nigeria untuk melawan kelompok milisi tersebut.
Hubungan antara militer AS dan Nigeria telah menegang saat Nigeria membatalkan pelatihan unit yang akan memerangi milisi oleh tim penasehat AS.
Boko Haram telah menguasasi kota-kota dan desa-desa di bagian timur laut negara itu dan berkomitmen untuk menciptakan negara Islam garis keras.
Jenderal David Rodriquez, kepala Komando Afrika AS, mengatakan kemenangan kelompok milisi itu di medan pertempuran menimbulkan keprihatinan dan "jumlah orang yang mengungsi sangat besar".
"Saya kira ini akan memerlukan upaya internasional dan multinasional yang besar untuk mengubah perkembangan yang terus berlanjut ke arah yang salah," kata Rodriquez dalam acara yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Strategis dan Internasional, sebuah kelompok pakar Washington. (AFP)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...