2000 Tewas di Suriah dalam Bulan Ramadhan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Konflik bersenjata di Suriah lebih dari dua tahun ini telah menewaskan lebih dari 100.000 orang. Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon.
Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa dalam satu bulan terakhir sekitar 7.000 orang tewas di sana. Ban berbicara bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry. Keduanya menjelaskan pentingnya mencari solusi politik untuk menyelesaikan konflik. Ban menyerukan upaya segera untuk mengadakan konferensi perdamaian.
Tentang korban konflik, pihak PBB sebelumnya mengatakan bahwa data statistik tersebut dipercarya sebagai perkiraan yang rendah. Sebab, lembaga ini percaya masih banyak kematian yang belum dilaporkan.
Sementara itu, kelompok aktivis yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bahwa lebih dari 2.000 orang tewas dalam bulan suci Ramadhan ini. Sebagian besar adalah kombatan dari kedua pihak.
Korban dari kalangan masyarakat sipil mencapai 639 orang dengan 105 dari mereka adalah anak-anak, dan 99 wanita. SOHR juga mengatakan bahwa pihaknya percaya data statistic itu adalah estimasi yang rendah, karena kedua pihak tidak mengungkapkan jumlah sebenarnya dari korban manusia.
Hingga sekarang sekitar 1,7 juta warga Suriah telah dipaksa untuk mencari perlindungan di negara-negara tetangga. Bahkan ketika di markas PBB sedang disampaikan laporan, di Damaskus, ibu kota Suriah, terjadi serangan bom mobil yang menewaskan tujuh orang.
Media pemerintah Suriah mengatakan serangan itu terjadi di pinggiran Jaramana, pada sebuah rumah di mana banyak orang Kristen dan Druze, penganut cabang sinkretis Islam Syiah. Disebutkan juga bahwa di komunitas tersebut ada cenderung mendukung Presiden Bashar al-Assad.
Konferensi Perdamaian
"Tindakan militer dan kekerasan harus dihentikan oleh kedua belah pihak. Dengan demikian penting untuk memiliki sebuah konferensi perdamaian di Jenewa sesegera mungkin," kata Ban.
Upaya mengadakan konferensi perdamaian selama ini terhambat oleh perbedaan antara kekuatan internasional, khususnya Rusia dan Amerika Serikat, dan keraguan tentang apakah semua pihak dalam Suriah akan hadir.
John Kerry mengatakan bahwa dia telah berbicara mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, pada Rabu dan kedua negara berkomitmen untuk menyelenggarakan konferensi perdamaian.
Menurut Ban, PBB dan Liga Arab melalui utusan khususnya, Lakhdar Brahimi, akan melakukan upaya cadangan untuk terselenggaranya konferensi itu. (un.org / bbc.co.uk / aljazeera.com)
Editor : Sabar Subekti
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...