300.000 Warga Asing Dilaporkan Gabung ISIS
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan hampir 300.000 pejuang asing pergi ke Irak dan Suriah sejak 2011, sebagian besar dari mereka bergabung dengan kelompok Islamic State (ISIS), menurut lansiran The New York Times pada Sabtu (26/9).
Angka tersebut, yang dikabarkan mencakup warga negara Barat, termasuk kemungkinan 250 warga AS, menunjukkan peningkatan dua kali lipat dibandingkan perkiraan AS tahun lalu dan mencemaskan para pakar perang AS.
Laporan The New York Times tersebut mengutip “pejabat intelijen dan aparat penegak hukum” yang tidak ingin disebutkan namanya.
Selama beberapa pekan terakhir, muncul tudingan bahwa militer AS meremehkan ancaman ISIS dalam laporan intelijen, untuk menggambarkan optimisme dalam upaya mereka.
Namun, Presiden AS Barack Obama pada Selasa pekan depan akan memimpin konferensi tingkat tinggi internasional di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB bersama dengan para pemimpin yang memerangi kelompok ISIS dan ekstremisme.
Dan pada Selasa, laporan Kongres AS mengenai aliran pejuang asing bakal memberikan gambaran suram bahwa serangan udara pimpinan AS selama setahun tidak membendung perekrutan anggota baru.
Selain melancarkan serangan udara terhadap ISIS oleh koalisi pimpinan AS yang terdiri dari negara Arab dan Barat, Pentagon juga mengalokasikan dana sebesar 500 juta dolar AS (sekitar Rp 7,3 triliun) untuk melatih pemberontak Suriah.
Namun, program itu juga terbukti tidak membuahkan hasil.
Gelombang pertama yang terdiri dari 54 pejuang didikan AS kalah di tangan milisi yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan gelombang kedua dikabarkan menjual sebagian besar senjata mereka kepada jihadis atau untuk menyelamatkan nyawa mereka. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...