40 Eks Dubes Inggris Minta PM May Tunda Brexit
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 40 mantan duta besar Inggris mengimbau Perdana Menteri Theresa May memperpanjang masa keanggotaan Inggris di Uni Eropa, Reuters melaporkan, mengutip laporan harian The Times, Rabu (13/2).
Mereka mengatakan adalah lebih baik menunda keluarnya Inggris dari Uni Eropa untuk dapat mengklarifikasi syarat-syarat hubungan masa depan antara Inggris dan Uni Eropah atau diadakan referendum ke-2, The Times melaporkan, mengutip pernyataan para dubes.
Kecuali jika kesepakatan yang dicapai Perdana Menteri May untuk keluar dari Uni Eropah disetujui Parlemen Inggris sebelum 29 Maret, May harus menentukan apakah menunda keluar dari Uni Eropa atau mendorong negara dengan ekonomi kelima terbesar di dunia ke dalam kekacauan karena keluar tanpa kesepakatan.
Sebelumnya pemimpin Inggris dan Irlandia, Jumat (8/2) bertemu untuk membahas pebatasan Irlandia di tengah-tengah ketegangan antara Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit, atau keluarnya Inggris dari blok tersebut.
Perdana Menteri Inggris Theresa May dijadwalkan bersantap malam dengan perdana menteri Irlandia Leo Varadkar di Dublin untuk menekankan argumennya mengenai perubahan-perubahan terhadap perjanjian Brexit dengan Uni Eropa. Parlemen Inggris menolak perjanjian tersebut bulan lalu, terutama atas alasan mengenai suatu ketentuan yang dimaksudkan untuk memastikan perbatasan yang terbuka antara Irlandia Utara, bagian dari Inggris, dan Irlandia, negara anggota Uni Eropa.
Inggris dijadwalkan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret, dan upaya Inggris untuk melakukan perubahan pada saat-saat terakhir telah membuat jengkel para pemimpin Uni Eropa, yang bersikeras bahwa perjanjian penarikan keanggotaan yang mengikat secara hukum tidak dapat diubah.
Ketegangan Brexit kian tinggi pekan ini sewaktu Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mempertanyakan tentang, dalam kata-katanya, “tempat khusus di neraka” yang mungkin tersedia bagi mereka di Inggris yang telah mendukung Brexit tanpa mengetahui cara mewujudkannya. Pernyataan itu membuat berang para pendukung Brexit di Inggris, dan May menegur Tusk karena telah menimbulkan “kecemasan.”
Tusk berbicara menjelang pembicaraan antara May dan para pemimpin Uni Eropa pada hari Kamis yang oleh kedua pihak disebut “meyakinkan.”
Kedua pihak tidak ada yang mengubah sikap, tetapi mereka setidaknya setuju untuk terus melakukan pembicaraan. May dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyatakan akan bertemu kembali sebelum akhir bulan ini, setelah lebih banyak lagi pembicaraan antara para pejabat mereka. (VOA)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...