Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 12:34 WIB | Selasa, 18 Februari 2014

5.400 Rumah di Kediri Rusak Akibat Letusan G Kelud, Terbanyak di Kecamatan Puncu

Reruntuhan bangunan akibat atap tidak mampu menahan berat abu Gunung Kelud di Kecamatan Puncu, Kediri. (Foto: Suhut Anjali)

KEDIRI, SATUHARAPAN.COM – Desa Puncu di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, merupakan kawasan yang paling parah mengalami kerusakan akibat letusan Gunung Kelud (1.731 meter dari permukaan laut) pada hari Kamis (13/2) malam. Mereka membutuhkan bahan bangunan untuk memperbaiki rumah yang rusak.

Umar, warga Puncu, mengatakan bahwa di desa itu terdapat sekitar 2.600 keluarga. Semua rumah di desa itu rusak, terutama bagian atapnya yang runtuh akibat material vulkanik yang dimuntahkan dari letusan hari Kamis. Sementara itu data dari Pemda Kabupaten Kediri menyebutkan total rumah yang rusak mencapai 5.416, di mana 3.224 rusak berat, dan 2.192 rusak ringan.

Abu dan kerikil yang berjatuhan di kawasan Puncu cukup tebal, hingga satu meter. Hal itu yang membuat banyak rumah tidak mampu menahan beratnya abu yang jatuh di atap.

Hingga hari Selasa (18/2) ini, warga dibantu oleh anggota TNI dan Brimob serta relawan membersihkan rumah mereka agar bisa segera ditempati. Menurut umar dan warga lainnya, Lutfi, Bupati telah menjanjikan untuk membantu bahan bangunan untuk berupa atap dan kayu yang segera akan tiba.

Dijelaskan bahwa warga masih mewaspadai kemungkinan adanya banjir lahar dingin jika hujan deras turun di kawasan itu. Hari Senin (17/1) malam, kawasan itu diguyur hujan deras, namun sejauh ini tidak terjadi longsoran halar dingin.

Kerugian Pertanian

Menurut Umar, petani di Puncu menderita kerugian cukup besar, terutama di bidang pertanian yang merupakan mata pencaharian utama. Semua tanaman di sana bisa dikatakan gagal panen. Tanaman utama mereka, cabe yang menjelang panen telah rusak berat, dan gagal panen.

Menurut perkiraan Umar, kerugian di bidang pertanian di Desa Puncu saja bisa mencapai miliaran rupiah. Angka pasti belum bisa diperkirakan, dan pihak pemerintah setempat tengah menghitung.

“Sementara petani umumnya mempunyai hutang di bank untuk modal menanam cabe,” kata Umar dan mengharapkan ada bantuan bagaimana mengatasi kredit di bank, sementara tanaman mereka gagal panen.

Selain pertanian, warga di sana juga merupakan peternak sapi perah, dan warga menghadapi masalah pakan, karena rumput yang ada tertutup abu vulkanik. Namun menurut Umar dan Lutfi, pakan ternak bisa diatasi sementara dengan bantuan pakan dari kecamatan lain.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home