800.000 Warga Ekuador Suka Cita Sambut Paus Fransiskus
GUAYAQUIL, SATUHARAPAN.COM – Ratusan ribu orang menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Guayaquil, Ekuador, hari Senin (6/7). Dalam kedatangannya itu, Paus memimpin misa untuk menjangkau umat Katolik yang merasa dijauhi oleh gereja ketika para uskup sedunia berkumpul di Vatikan pada Oktober silam, seperti keluarga dan orang yang hidup dalam homoseksual.
Paus melambaikan tangan kepada 800.000 orang yang menyambut kedatangannya di sekitar kota Guayaquil. Dalam kotbahnya tersebut, Paus 78 tahun itu menyinggung isu keluarga yang akan menjadi topik dalam pertemuan para uskup di Vatikan mendatang. Selain itu, pertemuan tersebut juga diperkirakan akan membahas bagaimana gereja juga harus menjangkau umat Katolik yang homoseksual.
Ia berharap, perbincangan dengan para uskup itu membawa isu cara-cara menjangkau umat Katolik yang telah bercerai dan menikah lagi di luar gereja. Berdasarkan aturan, mereka tidak diperkenankan menerima komuni, kecuali mereka menjauhkan diri dari hubungan seksual.
“Pertemuan tersebut akan mempertimbangkan solusi konkret untuk banyak tantangan sulit dan signifikan yang sedang dihadapi keluarga zaman ini,” ujar Bapa Paus.
Ia juga meminta doa kepada seluruh umat agar melalui pembicaraan tersebut Tuhan bisa mengambil alih perkara yang bagi manusia itu tampak tidak murni atau bahkan skandal, dan Tuhan bisa mengubahnya menjadi keajaiban.
“Saat ini keluarga sangat membutuhkan keajaiban Tuhan,” ujar Bapa Suci.
Dalam khotbahnya, Paus juga menyerukan kepada seluruh umat Katolik agar menyalakan kembali nilai-nilai keluarga dan solidaritas orang tua, bagi orang-orang yang ditinggalkan dan pengangguran.
"Berapa banyak remaja dan orang-orang muda yang merasakan bahwa (cinta dan kebahagiaan) tidak lagi ditemukan di rumah mereka? Berapa banyak perempuan yang bersedih dan kesepian bila cinta pergi dari kehidupan mereka? Berapa banyak orang tua yang merasa ditinggalkan dari perayaan keluarga, merasa disingkirkan, dan rindu akan sedikit cinta setiap harinya?" ujar Paus memberikan perenungan bagi umat yang mendengarkan.
Ia mengatakan, keluarga merupakan modal sosial terbaik dan tidak bisa digantikan oleh lembaga lain.
Uskup konservatif menentang setiap perubahan mengenai perceraian dan menikah lagi. Pada pertemuan tahun lalu, mereka gagal mencapai kesepakatan damai atas pelayanan pastoral bagi pasangan sesama jenis.
Juru Bicara Vatikan mengatakan, Paus Fransiskus tidak mengacu pada kontroversi tertentu, namun ia ingin pertemuan para uskup bisa menemukan cara untuk membantu orang yang berada dalam masa transisi, dari situasi dosa ke situasi yang penuh rahmat.
Situs media reuters.com melaporkan, ratusan ribu orang mengiringi perjalanan Paus dari bandara menuju pusat kota di Ekuador.
"Aku datang untuk meminta paus menyembuhkan saya dari penyakit kanker," kata Franklin Borbor (48) yang meski sakit, ia rela melakukan perjalanan lebih dari lima jam untuk bertemu Paus.
"Kedatangan Paus menaruh sedikit ketenangan di hati kami penduduk Ekuador," kata Jose Paldarreaga (64), seorang peserta pada Misa di Guayaquil.
Ribuan orang lainnya datang dari wilayah yang cukup jauh, seperti Chile, Peru, Kolombia dan Meksiko.
Setelah Ekuador, Paus akan mengunjungi Bolivia dan Paraguay, dalam rangka perjalanan mengunjungi tiga negara termiskin dan paling kecil di Amerika Selatan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Kamala Harris: Negara Harus Terima Hasil Pemilu, Mendesak Pe...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Menghadapi penolakan besar-besaran oleh para pemilih Amerika, Kamala ...