82 Siswi yang Diculik Boko Haram Dibebaskan
ABUJA, SATUHARAPAN.COM - Ekstremis Boko Haram di Nigeria utara telah membebaskan lebih dari 80 siswi yang mereka culik pada tahun 2014 di kota Chibok, dekat perbatasan Nigeria dengan Chad dan Niger. Pejabat pemerintah Nigeria mengkonfirmasi pembebasan tersebut pada hari Minggu (7/5) dini hari.
Kantor berita CNN mengutip seorang pejabat pemerintah yang dekat dengan situasi tersebut mengatakan bahwa 82 anak perempuan berada di bawah perlindungan militer di timur laut kota Banki, dekat perbatasan dengan Kamerun.
Gadis-gadis itu akan dipindahkan ke ibu kota Nigeria, Abuja, di mana mereka akan menjalani tes kesehatan sebelum dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan bahwa dia akan mememui siswi yang dibebaskan itu pada hari Minggu di Abuja.
Para remaja puteri itu dibebaskan setelah negosiasi yang berlarut-larut antara Boko Haram dan utusan pemerintah.
Buhari mengatakan bahwa anak-anak sekolah itu dibebaskan dengan imbalan tersangka yang ditahan. Sejumlah anak perempuan lainnya yang diculik Boko Haram dalam serangan di Chibok itu masih belum diketahui nasibnya.
Pihak berwenang mengatakan 276 anak perempuan diculik dari sekolah menengah yang dikelola pemerintah di Chibok pada 14 April 2014. Hampir 60 anak perempuan berhasil melarikan diri di awal aksi penculikan mengatakan bahwa para penculik memaksa mereka dari asrama naik ke truk yang menuju hutan.
Beberapa hari kemudian, sebuah video disebarkan secara luas dimaksudkan untuk menunjukkan sekitar 100 gadis yang hilang. Boko Haram mengklaim bahwa para tawanan telah masuk Islam dan mengatakan mereka akan dibebaskan hanya dengan imbalan militan yang ditahan oleh pemerintah Nigeria.
Saat itu, pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau bersumpah akan menjual gadis-gadis itu sebagai budak pengantin.
Penculikan tersebut memicu protes internasional, termasuk kecaman keras dari Dewan Keamanan PBB. Michelle Obama, yang saat itu merupakan ibu negara AS ikut meluncurkan kampanye media untuk mencoba membebaskan anak-anak perempuan tersebut.
Tidak ada tanda-tanda keberadaan siswi Chibok itu selama lebih dari dua tahun, sampai seorang gadis -saat itu sudah menjadi seorang ibu dengan bayi baru lahir- muncul pada Mei tahun lalu. Dua gadis lain berhasil melarikan diri mendatangi daerah yang dikuasai pemerintah di akhir tahun, dan 21 lainnya dibebaskan pada bulan Oktober.
Namun, Menteri Pertahanan Nigeria Manir Dan Ali mengatakan kepada dinaszab Hausa, bulan lalu bahwa mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan semua gadis Chibok.
Dia berbicara saat keluarga yang berduka menandai ulang tahun ketiga hilangnya anak-anak perempuan tersebut, dan saat tentara pemerintah mencari tempat persembunyian Boko Haram di hutan Sambisa - sebuah wilayah luas yang terbagi menjadi tiga negara bagian di timur laut Nigeria.
Boko Haram, yang menyatakan tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah negara Islam, telah membunuh ribuan orang dan mengakibatkan lebih dari dua juta orang mengungsi selama pemberontakannya, sekarang sudah tahun kedelapan.
Pejabat PBB menekankan bahwa gadis-gadis Chibok bukan satu-satunya korban Boko Haram. Militan telah menangkap setidaknya 2.000 anak perempuan dan anak laki-laki lainnya sejak tahun 2014.
Banyak dari tawanan tersebut digunakan sebagai juru masak, budak seks, pejuang dan bahkan pelaku bom bunuh diri, menurut Amnesty International.
Sedangkan badan PBB yang mengurusi anak-anak UNICEF menyatakan bahwa Boko Haram telah meningkatkan penggunaan anak-anak sebagai pembom bunuh diri di wilayah Danau Chad, di mana 27 serangan tersebut dilakukan selama tiga bulan pertama tahun ini, tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun 2016. (voanews.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...