Abbott Hadiri Kebaktian Jumat Agung, Bacakan Galatia 2: 19-20
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott menghadiri kebaktian Jumat Agung di Gereja St Charbel, Punchbowl, Barat Daya Sydney, Australia, Jumat (3/4). Menurut dailymail.co.uk, PM Australia yang menolak hukuman mati warganya di Indonesia ini membaca kutipan nats Alkitab dari Galatia 2:19-20.
“Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat , supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus, (ayat 19), Aku telah disalibkan dengan Kristus dan bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku,” demikian Abbott membaca kutipan dua ayat tersebut di hadapan jemaat yang memadati gereja.
Sementara itu di Australia banyak orang menyempatkan diri berbaur menjadi satu dalam semangat Paskah dan telah berpartisipasi dalam kebaktian.
Setidaknya, ribuan jemaat menghadiri layanan di seluruh negara bagian New South Wales, termasuk prosesi Jalan Salib di Katedral St. Mary dan Komuni Paskah di Katedral St Andrew, Sydney.
Katedral St Stephen di Brisbane melakukan ritual Jalan Salib di Jumat Agung ini.
Uskup Agung Gereja Anglikan di Brisbane menyerukan umat merayakan Jumat Agung, dan menghentikan sejenak kompetisi A-League (Liga Sepakbola Australia) karena Jumat Agung harus menjadi waktu untuk refleksi.
Dalam kesempatan terpisah Uskup Agung Katolik Sydney Anthony Fisher mengemukakan pesan Paskah yakni untuk merefleksikan terhadap berbagai peristiwa penganiayaan umat Kristiani agama Kristen di seluruh dunia.
“Sayangnya, katanya, karena saat ini di seluruh dunia banyak perang untuk mengakhiri semua perang, dan masih akan banyak lagi jatuh korban,” kata Fisher.
“Terorisme dan penganiayaan agama sekarang juga kekhawatiran besar, terutama di Timur Tengah, Afrika dan Asia,” katanya dalam pesan Paskah.
Dalam pesan Paskah berbeda Uskup Agung Philip Freier dari Gereja Anglikan Australia mengatakan setiap orang di dunia harus mengambil peran terhadap kekerasan di berbagai penjuru dunia.
Kekerasan tampaknya merupakan bagian tak terhindarkan dari kondisi manusia, kata Freier, "tetapi orang-orang Kristen memiliki alasan kurang dari siapa pun putus asa dalam menghadapi kekejaman dan berperasaan yang sering kita temui, karena kami adalah orang-orang percaya dengan kebangkitan,” kata Freier. (dailymail.co.uk/abc.net.com.au/Alkitab Terbitan Lembaga Alkitab Indonesia).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...