Israel Tolak Mentah-mentah Kesepakatan Nuklir Iran
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Kabinet Keamanan Israel dibawah pimpinan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak mentah-mentah kesepakatan nuklir yang dicapai oleh negara-negara maju dengan Iran. Kabinet Keamanan ISrael secara bulat menentang kesepakatan itu karena dianggap akan mengancam kelangsungan hidup Israel, meningkatkan program nuklir Iran dan membuka jalan bagi negara itu untuk menciptakan bom nuklir.
Sikap ini disampaikan oleh Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (3/4) setelah mengadakan pertemuan khusus dengan para menteri-menteri yang membidangi keamanan. Dalam struktur pemerintahan Israel, Kabinet Keamanan adalah sebuah komite beranggotakan menteri luar negeri, menteri keuangan, menteri pertahanan, menteri keamanan dalam negeri dan menteri keadilan, yang dipimpin oleh perdana menteri. Tugasnya adalah merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan luar negeri dan kebijakan pertahanan.
Netanyahu, yang sebelumnya berbicara melalui telepon dengan Presiden AS Barack Obama, menyuarakan oposisi Israel yang kuat atas kesepakatan kerangka kerja yang dicapai antara Iran dan kekuatan dunia -- lazim disebut P5+1 yang terdiri dari AS, Inggris, Rusia, Tiongkok, Prancis dan Jerman. Netanyahu mengatakan kesepakatan itu menimbulkan bahaya besar bagi Israel, kawasan Timur Tengah dan juga dunia.
"Sebuah kesepakatan berdasarkan kerangka kerja ini akan mengancam kelangsungan hidup Israel," kata Netanyahu.
Netanyahu menyatakan akan mengadakan pembicaraan dengan Kabinet Keamanan, yang meliputi para serta para pejabat senior dari layanan keamanan Israel. "Perdana menteri akan mengadakan konsultasi keamanan," kata ajudan Netanyahu, sebagaimana dikutip oleh ynetnews.com..
Menurut Netanyahu, "Kesepakatan ini akan melegitimasi program nuklir Iran, memacu ekonomi Iran, dan meningkatkan agresi Iran. Kesepakatan seperti itu tidak akan menghalangi jalan Iran untuk menciptakan bom. Ini akan membuka itu ... (dan) meningkatkan risiko proliferasi nuklir di kawasan Timur Tengah dan risiko perang yang mengerikan," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan mengenai percakapan telepon dengan Obama.
"Alternatifnya adalah berdiri teguh dan meningkatkan tekanan terhadap Iran sampai kesepakatan yang lebih baik tercapai," katanya.
Netanyahu yakin Iran sedang mencoba untuk mengembangkan bom nuklir -- kekhawatiran yang telah dimiliki oleh sebagian besar dunia. Dia menganggap Iran yang bersenjata nuklir merupakan ancaman bagi keberadaan Israel, mengingat seruan pemimpin Iran 'untuk menghancurkan negara Yahudi, dan dukungan negara itu kepada kelompok-kelompok militan di seluruh wilayah Timteng serta pengembangan rudal balistik jarak jauh mereka.
Editor : Eben Ezer Siadari
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...