Abdullah Klaim Kemenangan dalam Pemilihan Presiden Afghanistan
KABUL, SATUHARAPAN.COM - Calon presiden Afghanistan Abdullah Abdullah, Selasa (8/7), mengklaim kemenangan dalam pemilu bersengketa, menuduh terjadi kecurangan karena dalam hasil sementara menyatakan ia kalah.
Abdulah dalam rapat, yang dihadiri ribuan pendukungnya di Kabul, mengatakan akan terus berjuang bagi kemenangannya dalam pemilihan presiden itu, tetapi ia menyeru pendukungnya, yang mendesak ia mengumumkan "pemerintah sejajar" untuk memerintah negara itu.
"Kita bangga, kita menghormati suara-suara rakyat, kita adalah pemenang," kata Abdullah, "Tanpa diragukan kita tidak akan menyetujui satu hasil yang curang, tidak hari ini, tidak besok, tidak akan pernah."
Pertikaian menyangkut pemilihan itu menimbulkan kecemasan bahwa protes-protes itu dapat menjadi aksi kekerasan etnik dan bahkan dapat menjurus kembalinya perang antara para panglima-panglima perang yang melanda Afghanistan dalam perang saudara tahun 1992-1996.
Tetapi Abdullah menyeru negara itu tetap bersatu saat menghadapi satu peralihan kekuasaan yang sulit setelah berakhirnya kekuasaan 13 tahun Karzai dan saat 50.000 tentara yang dipimpin Amerika Serikat mengakhiri tugas perang mereka terhadap grilyawan Taliban.
"Kita tidak ingin Afghanistan pecah, kita ingin mempertahankan persatuan nasional dan marbatat Afghanistan," katanya, "Kita tidak menginginkan perang saudara. Kita menginginkan stabilitas, tidak perpecahan."
Sebelumnya, Amerika Serikat mengeluarkan satu peringatan keras kepada Abdullah mengenai laporan-laporan bahwa ia akan membentuk satu "pemerintah paralel" menolak hasil-hasil pemilhan putaran kedua -- yang menghasilkan Ashraf Ghani meraih 56,4 persen suara sementara Abdullah 43,5 persen.
Setiap perebutan kekuasaan akan berakibat besar pada bantuan internasional bagi negara itu, kata Washington.
Dalam pemilihan presiden yang diikuti delapan kandidat pada 5 April, Abdullah meraih 45 persen suara sedangkan Ghani 31.6 persen suara. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...