Ada Banyak Alasan Kunjungi Hong Kong
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM – Hong Kong yang kini menjadi bagian dari Tiongkok menyimpan banyak keindahan untuk menunjang sektor pariwisata.
Sektor ini diharap menjadi magnet untuk menarik banyak pengunjung berwisata dan berbisnis. Walau sempat terjadi ketegangan dalam politik beberapa waktu lalu, Hong Kong diyakini memiliki banyak keunggulan dalam pariwisata sehingga banyak memberi keuntungan ekonomi bagi Hong Kong.
“Walau sempat ada situasi politik yang terpolarisasi, Hong Kong tetap menjadi kota yang bisa dibanggakan. Memang sempat terjadi demonstrasi dan ‘keributan’ atas reformasi politik telah memberikan kesan bahwa Hong Kong sama sekali tidak lagi nyaman dikunjungi,” kata penulis senior South China Morning Post, Peter Kammerer dalam kolom opininya di scmp.com, Senin (22/6).
Menurut dia, masih ada beberapa tempat di Hong Kong yang masih layak dikunjungi dan jauh dari pusat keramaian kota.
“Taman negara, Pulau Sai Kung, Belantara Lantau: bagi saya, tempat-tempat itu menggambarkan kekhususan Hong Kong. Beberapa kota memiliki begitu banyak ketenangan walau dekat dengan pusat keramaian kota. Tapi, saya selalu menikmati tempat itu,” Kammerer menambahkan.
Kammerer terkesan saat dia berbincang santai dengan dua warga Finlandia yang duduk di meja sebelah saya di sebuah restoran.
“Saya berbincang-bincang dengan mereka tentang Hong Kong, mereka bilang mereka telah hidup di sini selama beberapa tahun, mereka bekerja di industri komponen elektronik. Saya bertanya kepada mereka apa yang paling mereka sukai tentang Hong Kong, saya mengira mereka akan menjawab belanja, makanan, infrastruktur, transportasi umum, dan mungkin kenyamanan? Tapi, saya terkejut dengan jawaban bulat mereka: cuaca,” kata Kammerer.
Kammerer heran, karena menurut dia akhir-akhir ini di musim panas suhu Hong Kong mencapai 32 derajat celcius dan kelembaban mencapai 95 persen. Namun bagi pekerja asing cuaca tersebut dianggap menyenangkan.
“Ya, tentu saja saya yakin begitu, karena kalau dibandingkan dengan Finlandia yang minus 30 derajat saat musim dingin dan matahari hanya ada selama empat jam per hari, apalagi musim salju dapat berlangsung dari Oktober sampai Mei,” dia menambahkan.
Walau menyajikan beberapa tempat dengan suasana santai, menurut Kammerer Hong Kong tetap merupakan tujuan utama bagi mereka yang melakukan bisnis, perbankan dan keuangan, juga membawa semangat kompetitif bagi kaum eksekutif muda yang memiliki minat tinggi dalam bisnis.
Sejarah Kembalinya Hong Kong ke Republik Rakyat Tiongkok
Pada 1997, Kerajaan Britania Raya (Inggris) menyerahkan Hong Kong ke dalam kekuasaan Tiongkok melalui suatu upacara serah terima.
Penyerahan kekuasaan tersebut merupakan penanda berakhirnya kekuasaan Inggris atas Hong Kong.
Menurut wikipedia.org, Inggris mulai menguasai Hong Kong di akhir Perang Candu dengan Tiongkok pada 1841. Sejak saat itu Inggris menjadi Hong Kong sebagai pusat perdagangan Timur-Barat yang maju.
Pada 1898, Inggris mendapat jaminan dari Tiongkok untuk kembali memerintah Hong Kong selama 99 tahun. Pada 1984, melalui perundingan bertahun-tahun, Inggris sepakat untuk mengembalikan Hong Kong kepada Tiongkok pada 1997.
Kendati mendapat kembali Hong Kong, Tiongkok berkomitmen untuk menerapkan kebijakan "Satu Negara, Dua Sistem" di kota-pulau itu. Artinya, kendati Hong Kong sudah menjadi bagian kedaulatan Republik Rakyat China, sistem ekonomi kapitalis warisan Inggris masih tetap diberlakukan.
Selain itu, Hong Kong diberi otonomi penuh untuk membentuk pemerintahan sendiri di bawah pimpinan Kepala Eksekutif.
Kisruh Situasi Politik Hong Kong
Hong Kong sempat terjadi kisruh saat situasi politik saat Demonstrasi Hong Kong 2014 setelah Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional mengumumkan keputusannya terkait dengan rencana reformasi pemilihan Kepala Eksekutif Hong Kong 2017. Komite Tetap mewajibkan komite nominasi untuk menyetujui paling banyak tiga kandidat pemilihan sebelum pemilihan umum dimulai.
Federasi Mahasiswa Hong Kong mulai berdemonstrasi di depan kantor pemerintahan pada 22 September 2014 kemudian pada 26 September, beberapa ratus demonstran menembus palang keamanan dan memasuki plaza depan Central Government Complex, yang telah ditutup untuk umum semenjak Juli 2014. Para petugas berusaha membatasi pergerakan para demonstran dan pada akhirnya memaksa mereka pergi pada hari berikutnya. (scmp.com/wikipedia.org.)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...