Ada Penumpang yang masih Hidup di Pesawat Rusia yang Jatuh
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Berbeda dengan laporan Reuters sebelumnya yang menduga bahwa tidak ada yang selamat dari 224 penumpang pesawat Rusia yang jatuh di Sinai, sebuah sumber melaporkan dari tempat kejadian mendengar suara-suara dari dalam reruntuhan pesawat ketika tim tiba di lokasi.
Petugas keamanan di lokasi kejadian mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa tim pencarian dan penyelamatan mendengar suara-suara di bagian pesawat.
"Sekarang saya melihat adegan tragis. Banyak yang meninggal di tanah dan banyak yang meninggal sementara masih terikat dengan sabuk ke tempat duduk mereka, " kata petugas, yang tidak bersedia disebutkan jati dirinya.
"Pesawat terbelah menjadi dua, sebagian kecil di ujung ekor yang teribakar dan bagian yang lebih besar yang menabrak batu. Kami telah medapatkan setidaknya 100 jenazah dan sisanya masih di dalam (pesawat)."
Sebelumnya diberitakan sebuah pesawat Rusia yang membawa 224 penumpang dan awak jatuh di Semenanjung Sinai Mesir pada hari Sabtu. Petugas keamanan yang tiba di lokasi kejadian mengatakan sebagian besar penumpang tampaknya telah tewas.
Airbus A 321, yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Rusia Kogalymavia, terbang dari resor di Laut Merah, Sinai, Sharm el-Sheikh, ke St Petersburg di Rusia.
Sebagian besar penumpang adalah turis dari Rusia. Pesawat kehilangan kontak dengan radar pukul 6:30 pagi, tidak sampai setengah jam setelah takeoff.
Ayman Al-Mokadem, yang mengepalai komite untuk memonitor penyebab jatuhnya pesawat, berpendapat jatuhnya pesawat dikarenakan kegagalan teknis, menepis anggapan bahwa pesawat jatuh karena ditembak. Ia mengatakan pilot pesawat merasakan adanya kegagan dan dilaporkan telah melaporkan kepada pihak otoritas penerbangan untuk melakukan pendaratan di bandara terdekat, Al Arish di Sinai Utara.
Sebelumnya berkembang spekulasi pesawat itu jatuh karena ditembak oleh pejuang ISIS mengingat Sinai adalah wilayah yang dikuasai oleh militan pemberontak pendukung ISIS. Mereka telah membunuh ratusan tentara Mesir dan polisi dan juga telah menyerang sasaran Barat dalam beberapa bulan terakhir.
Rusia meluncurkan serangan udara terhadap kelompok-kelompok oposisi Suriah termasuk ISIS 39 September lalu. Menteri Penerbangan Sipil Mohamed Hossam Kemal dalam sebuah pernyataan kabinet mengatakan terlalu dini untuk menentukan penyebab kecelakaan itu, namun sumber-sumber keamanan mengatakan tidak ada indikasi Airbus itu telah ditembak jatuh atau diledakkan.
Editor : Eben E. Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...