Ada yang Mati di Tengah Pesta Itu
SATUHARAPAN.COM – Ada yang mati di tengah pesta itu. Itulah peristiwa yang dicatat penulis Injil Markus (Mrk 6:14-29). Pestanya memang bukan pesta kematian. Pestanya pesta ulang tahun. Dan yang berulang tahun bukan sembarang orang. Ini pesta ulang tahun seorang raja. Dan tragisnya, di pesta ulang tahun itu ada seorang yang harus mati karena raja tak mampu mengekang lidahnya. Dan ketika raja tak mampu mengendalikan lidahnya, seseorang terpaksa mati.
Herodes, penyelenggara pesta itu, begitu bergembiranya hingga tak mampu mengendalikan bibirnya. Dia terpesona oleh kemolekan tarian anak perempuan Herodias. Saking kagumnya, Sang Baginda berjanji akan memberikan apa saja yang diinginkan anak perempuan Herodias itu. Tak hanya itu, Sang Baginda pun bersumpah, ”Apa saja yang kau minta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah kerajaanku.”
Jika Sang Baginda tak mampu mengekang lidahnya saking gembiranya, anak perempuan Herodias lain. Dia tak mau buru-buru berbicara. Agaknya, dia tidak mau menyesal di kemudian hari. Dia punya kesempatan besar. Bagaimanapun, Sang Baginda rela memberikan setengah kerajaannya. Namun, anak perempuan Herodias itu tidak mau buru-buru meminta setengah kerajaan. Dia pergi ke ibunya, Herodias, dan memohon nasihatnya.
Sang Ibu, Herodias, tak menggubris tawaran Baginda, dia lebih suka menyaksikan kematian Yohanes Pembaptis. Sang Puteri akhirnya meminta, karena nasihat ibunya, kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam. Sang Baginda terkejut mendengar permintaan itu. Bagaimanapun, Sabda Pandita Ratu. Sabda penguasa tak boleh ditarik kembali. Sang Raja enggan menelan ludah sendiri. Dan anak Zakaria pun mati di tengah pesta.
Yohanes Pembaptis mati karena Sang Raja enggan mengubah titahnya. Karena raja malu menelan ludah sendiri, ada yang mati di tengah pesta itu.
email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...