Bekerja Bagi Siapa?
SATUHARAPAN.COM – ”Sesungguhnya, kepada siapakah aku bekerja?” Pertanyaan ini tak jarang diajukan, khususnya ketika kita berada di simpang jalan. Patuh kepada atasan memang suatu keharusan, namun apa benar setiap perintahnya patut dikerjakan?
Apakah benar atasan tidak pernah salah dan karenanya perintahnya pun bisa salah? Kalau itu terjadi sekali, dan tak terulang, mungkin tidak terlalu bermasalah. Tetapi, kalau atasan sering memerintahkan hal yang bertentangan dengan etos kerja, bagaimanakah sikap kita? Mampukah kita membela kebenaran di atas kepatuhan? Apa yang menjadi prinsipnya? Akankah kita sungguh berbahagia jika hanya menjadi anak buah yang patuh?
Beberapa tahun terakhir ini, mulai digaungkan Good Corporate Governance, yaitu pengelolaan perusahaan dengan cara yang baik. Pengertian ”yang baik” di sini adalah beretika. Prinsip etika mendasar diterapkan di sini. Contohnya: tidak mempraktikkan konflik kepentingan atau mencari keuntungan yang tidak pada tempatnya, tidak menyuap, tidak korupsi, tidak kolusi, dan tidak menjalankan nepotisme.
Kedengarannya klise karena semua kata itu begitu sering kita ucapkan sebagai musuh moralitas mulia. Namun, betapa mudah warga masyarakat, juga kita, abai dalam menjaganya. Bahkan penegak hukum sering terlihat nyata-nyata melanggar etika profesi mereka. Tidak mudah bagi kita berada dan tumbuh dalam negara yang begitu dalam terperosok moralitasnya.
Mungkin Anda dan saya bukan pemimpin perusahaan yang berada pada garis depan untuk menjaga terwujudnya good governance. Apa pun posisi kita sekarang, jika mampu menjalankan prinsip-prinsip etika kerja maka niscaya kita akan siap menjadi pemimpin yang mempraktikkan good corporate governance dengan konsisten dan terhormat.
Jadi, kepada siapa kita bekerja? Jawaban Anda dan saya mungkin sama: kepada kebaikan. Bukan kepada atasan, bukan kepada pemilik perusahaan, bukan juga untuk memenuhi harapan penyandang kepentingan lain, karena di atas mereka semua ada etika kerja yang menjadikan kita bisa tidur tenang. Etika yang memang belum tentu membawa kita kepada kesuksesan. Namun, pilihan kitalah yang menentukan mana ujung jalan yang ingin kita capai.
email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...