Adian Napitupulu Juluki Novanto Makelar dan Tukang Tagih
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Adian Napitupulu menjuluki Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Setya Novanto, dengan sebutan makelar dan tukang tagih.
Menurut dia, sebutan itu layak diberikan bila Novanto terbukti mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada PT Freeport Indonesia, serta menagih pembayaran kepada PT Pertamina terkait biaya penyimpanan bahan bakar Minyak (BBM) yang disimpan oleh PT Orbit Terminal Merak (OTM).
“Kalau benar ada pemalakan ke PT Freeport Indonesia dan surat penagihan utang ke Pertamina, ini pemimpin DPR makelar dan tukang tagih,” kata Adian dalam jumpa pers menyikapi aduan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said soal keterlibatan Novanto dalam perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia kepada MKD, di Ruang Rapat Komisi VII DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, hari Jumat (20/11).
Penghuni Komisi VII DPR itu pun menyangkan dua dugaan yang dilayangkan kepada Novanto tersebut. Seharusnya, sebagai Ketua DPR, Novanto bisa membuat DPR lebih produktif dalam melahirkan produk legislasi atau undang-undang. “Jangan perilaku Ketua DPR seperti ini, bertemu bakal calon Presiden Amerika Serikat 2016, Donald Trump, terus mencatut nama kepada PT Freeport Indonesia,” ucap dia.
“Tidak bisa diabiarkan pemimpin DPR seperti ini, rakyat lelah, kami juga lelah,” ujar Adian menambahkan.
Oleh karena itu, dia mengaku akan menggalang mosi tidak percaya untuk Novanto. Dia tidak ingin membiarkan DPR berjalan terus bermasalah dalam empat tahun ke depan.
“kita akan lakukan mosi tidak percaya, bukan untuk saya atau anggota DPR yang ada di sini, tapi tidak bisa dibiarkan empat tahun ke depan DPR terus berjalan seperti ini,” tutur Adian.
Empat anggota DPR dari berbeda fraksi mengaku lelah melihat tingkah laku pemimpinnya, Setya Novanto. Mereka meminta Novanto segera mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR.
Keempat anggota DPR itu adalah Adian Napitupulu dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Taufiqulhadi dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Inaz Nasrullah dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Arifin Hakim Toha dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Kami lelah dengan perilaku pemimpin DPR yang selalu menjadi persoalan bagi bangsa ini. Menemui Donald Trump hingga terakhir diduga mencatut nama Presiiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia,” kata Adian.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...